Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia di sepanjang 2022 mengalami surplus dalam 11 bulan berturut-turut, yakni sejak Januari hingga November.
Jika dirunut ke belakang, neraca perdagangan Indonesia sebenarnya telah mengalami surplus secara beruntun dalam 31 bulan ke belakang, tepatnya sejak Mei 2020.
Surplus neraca perdagangan Indonesia terbantu komoditas ekspor nonmigas.
Baca juga: Tingkatkan Kemudahan Berusaha, Kementerian ESDM Luncurkan Formulir Standar Spesifik UKL/UPL Migas
Beberapa komoditas yang menjadi tulang punggung kinerja ekspor domestik adalah batubara, minyak kelapa sawit, besi dan baja, hingga nikel.
Sebaliknya, untuk komoditas migas justru mengalami hal yang sebaliknya, yakni defisit.
Diketahui, produksi migas domestik terus mengalami penurunan. Namun dari sisi permintaan, konsumsi migas di Tanah Air mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Meski demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 50,59 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 34,41 miliar dolar AS.
Baca juga: Hanya Bukukan 5,16 Miliar Dolar, Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Turun di November 2022
Berikut laporan data neraca perdagangan Indonesia di sepanjang 2022 (Januari-November).
Januari
Nilai ekspor Indonesia Januari 2022 mencapai 19,16 miliar dolar AS atau naik sebesar 25,31 persen dengan Januari 2021. Ekspor nonmigas Januari 2022 mencapai 18,26 miliar dolar AS, turun 14,12 persen dibanding Desember 2021, dan naik 26,74 persen dibanding ekspor nonmigas Januari 2021.
Sementara untuk nilai impor Indonesia mencapai 18,23 miliar dolar AS atau naik 36,77 persen dibandingkan Januari 2021.
Pada Januari 2022, Indonesia mengalami surplus sebesar 0,93 miliar dolar AS.
Februari