Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Saham perusahaan layanan pemakaman terbesar di China naik ke level tertinggi dalam setahun ini sejak kasus Covid-19 melonjak di China.
Saham Fu Shou Yuan International Group, yang terdaftar di bursa Hong Kong, mencapai level tertinggi tahun ini di level 7,04 dolar Hong Kong per saham pada penutupan perdagangan Jumat (23/12/2022), melonjak sekitar 80 persen dalam dua bulan.
Kenaikan harga saham tersebut terjadi setelah China tiba-tiba mengakhiri sebagian besar kebijakan nol-Covid dan melihat jumlah kasus yang melonjak.
Melansir dari CNBC, terlepas dari laporan mengenai lonjakan kematian akibat Covid-19 yang membebani rumah sakit dan rumah duka, jumlah kematian resmi akibat Covid-19 di China tetap rendah.
Otoritas kesehatan China mempersempit definisinya untuk mengklasifikasikan kematian terkait Covid-19, dengan hanya menghitung kematian yang melibatkan pneumonia atau kegagalan pernapasan yang disebabkan Covid-19, kontras dengan sebagian besar negara lain yang menghitung setiap kematian yang disebabkan oleh virus tersebut.
Secara terpisah, Komisi Kesehatan Nasional China selama akhir pekan kemarin mengumumkan akan menghentikan publikasi data terkait angka kasus harian Covid-19.
Saham Fu Shou Yuan Internasional Group turun hampir 40 persen untuk 2022 pada November, namun sekarang sedang mengejar kenaikan 15 persen pada tahun ini.
Baca juga: China Cabut Persyaratan Karantina bagi Turis Asing Mulai 8 Januari 2023
Perusahaan, dengan kapitalisasi pasar lebih dari 2 miliar dolar AS, memulai debutnya pada 2013 dengan dukungan dari Carlyle Group dan firma hedge fund Farallon Investors.
Salah satu pendiri Carlyle Group, William Conway, telah mengunjungi pemakaman utama Fu Shou Yuan di Shanghai, China, bersama sekelompok eksekutif pada Desember 2010 sebelum setuju untuk membeli saham senilai 25 juta dolar AS sebelum perusahaan itu go public.