News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Usai Gelar Rights Issue, Ini Proyeksi Analis Terkait Kinerja Saham BRIS ke Depan

Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) diproyeksi menguat usai menggalang dana melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, dengan mencatat pemesanan saham baru yang oversubscribed 1,4 kali.

Pertumbuhan DPK ini didorong porsi dana murah atau current account savings account (CASA) yang naik dari 55,80% menjadi 60,90%.

Alhasil biaya dana atau cost of fund turun 54 bps dari 2,1% per September 2021 menjadi 1,56% per September 2022. Hal ini pun ikut mengerek laba BSI hingga triwulan ketiga tahun ini. Kinerja ini, kata Arjun, akan berlanjut pada masa yang akan datang.

Arjun juga menilai bahwa bila melihat kinerja tersebut, harga saham BRIS terbilang under value atau di bawah harga pasar.

“Berdasar data Infovesta, rata-rata price to book value (PBV) industri perbankan saat ini 3,51 kali. Sementara itu, PBV BRIS masih pada level 2,13 kali," katanya.

Adapun sejak akhir perdagangan saham baru, kinerja BRIS menguat 9,96%.

Pada perdagangan Rabu (28/12), saham ditutup pada level Rp1.270. Saham BRIS tercatat diperjualbelikan 6.110 kali dengan rata-rata nilai Rp1.275 per saham.

Perusahaan mencatat kapitalisasi pasar senilai Rp58,55 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 35,36 juta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini