Dengan menggunakan skala 1-4, konsensus responden yang dilakukan Indef memberikan nilai 3,9 untuk kualitas pelayanan logistik online.
Sementara untuk keamanan layanan responden memberikan nilai 3,6 dari segi asuransi dan kehigienisan barang.
Risiko Suku Bunga
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky mengatakan, risiko paling berbahaya untuk perekonomian Indonesia bukan semata-mata lonjakan inflasi.
Baca juga: Transportasi Bus Kian Diminati, Pembelian Tiket Online Naik Nyaris 3 Kali Lipat di 2022
Menurutnya, hal yang paling berbahaya bagi perekonomian adalah tren kenaikan suku bunga yang diperkirakan masih tetap tinggi pada 2023.
"Paling menyeramkan suku bunga tinggi sebenarnya karena suku bunga tinggi itulah yang kelihatannya menjadi salah satu risiko terbesar. Bukan salah satu, malah risiko terbesar," ujarnya.
Awalil menjelaskan, suku bunga di Amerika Serikat dan sejumlah negara maju saat ini sudah meninggi dan dan membuat modal asing mengalir dari negara-negara berkembang ke sana.
"Duit itu kan air, dia mengalirnya ke sana. Kurang lebih seperti itu, likuiditas bisa kesulitan," katanya.
Kemudian pada saat kondisi eksternal tersebut semakin tidak menguntungkan pada tahun depan, justru fundamental ekonomi Indonesia dinilainya rapuh atau kurang kuat.
Baca juga: Gelontorkan Subsidi Lebih Dari Rp 2,5 Triliun, DJKA Dorong Penggunaan Transportasi Massal
"Jadi fundamental mendefinisikan dari yang kita pakai, apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa di negara tersebut diproduksi. Bukan seperti makro ekonomi, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, padahal harus melihat seluruhnya fundamental ekonomi ini kuat atau tidak," tutur Awalil. (Tribun Network/Reynas Abdila)