News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dapat Dana PMN Rp 7,5 Triliun, Garuda Group Akan Tambah Armada dan Operasikan 124 Pesawat

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEDATANGAN WISMAN - Suasana kedatangan penumpang rute Sydney-Denpasar yang dilayani Garuda Indonesia di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Berusaha bangkit dari keterpurukan, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berusaha bangkit untuk meningkatkan kinerja pada tahun ini.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berusaha bangkit dari keterpurukan, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berusaha bangkit untuk meningkatkan kinerja pada tahun ini.

Beberapa strategi bakalan dilakukan sepanjang 2023 ini, antara lain dengan menambah armada pesawat.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penambahan jumlah pesawat merupakan cara yang akan diprioritaskan.

Baca juga: Dari Labuan Bajo hingga Kupang, Citilink Operasikan Rute Penerbangan Kawasan Timur Indonesia

Garuda Indonesia menargetkan untuk dapat mengoperasikan hingga 66 serviceable aircraft melalui program restorasi pesawat dengan dukungan dana segar yang didapat dari Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,5 triliun Desember 2022 lalu.

Sementara itu, anak usaha Garuda, yaitu Citilink, direncanakan memaksimalkan optimalisasi potensi pasar penerbangan low cost carrier (LCC) dengan target pengoperasian armada hingga 58 pesawat di tahun 2023.

“Dengan target sebanyak total 124 armada Garuda Indonesia Group yang akan beroperasi di tahun 2023, kami optimistis bahwa upaya untuk mencapai akselerasi kinerja dalam fase pemulihan kinerja, khususnya pada sektor pasar domestik, dapat tercapai di tahun ini,” ujar Irfan kepada Kontan.co.id, Rabu (4/1).

Sebagai pembanding, pada bulan Desember 2022 lalu, Garuda baru mengoperasikan sekitar 53 armada, sementara Citilink mengoperasikan sebanyak 40-an hingga 50an armada.

Saat ini, Garuda memang tengah mengebut pemulihan kinerja. Maskapai pelat merah itu baru merampungkan proses restrukturisasi belum lama ini.

Hal tersebut ditandai dengan penerbitan Surat Utang Baru dan Sukuk Baru pada tanggal 28 dan 29 Desember 2022, yang kemudian dilanjutkan dengan implementasi Perjanjian Perdamaian secara efektif mulai 1 Januari 2023.

Irfan berujar, penyelesaian proses restrukturisasi perusahaan menjadi titik balik Garuda Indonesia untuk mengakselerasikan transformasi kinerja pada seluruh lini bisnisnya.

Baca juga: Hadapi Natal dan Tahun Baru, Garuda Indonesia Group Siapkan 1,3 Juta Kursi Penerbangan

Di sisi lain, ia juga optimistis bahwa tumbuhnya pengguna jasa transportasi udara khususnya pada periode libur Natal dan Tahun Baru menjadi sinyal positif dalam kaitan outlook pertumbuhan industri transportasi udara di tahun 2023 ini.

Terlebih, hal itu juga didukung dengan momentum pencabutan status pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Itulah sebabnya, Garuda Indonesia Group, kata Irfan, turut melakukan persiapan secara maksimal agar mampu menyerap dengan optimal permintaan pasar.

Penyerapan permintaan tersebut akan dilakukan baik lewat penambahan jumlah armada yang beroperasi maupun lewat serangkaian inisiatif untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan terbang bagi pengguna jasa sesuai preferensi kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Garuda Indonesia dan Etihad Airways Perluas Jaringan Penerbangan pada Rangkaian KTT G20

Irfan memastikan, Garuda Group bakal memaksimalkan potensi revenge tourism, terutama di rute domestik.

“Hal ini sejalan juga dengan target Pemerintah untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, di mana Garuda mengoptimalkan hub strategis nasional seperti Jakarta dan Denpasar sebagai gerbang wisatawan masuk ke Indonesia melalui penerbangan langsung yang terkoneksi dengan rute-rute destinasi penerbangan unggulan lainnya,” imbuh Irfan. (Muhammad Julian/Anna Suci Perwitasari)

Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini