Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.634 pada Jumat (6/1/2023) pagi pukul 10.08 WIB.
Sebelumnya, mengutip Bloomberg, rupiah spot pada Kamis (5/1/2023) terhadap dolar AS berada di level Rp15.616.
Jika dilihat lebih detail, angka tersebut melemah 22 poin.
Baca juga: IHSG Babak Belur Anjlok 2,34 Persen, Rupiah Melorot ke Rp 15.617 per Dolar AS
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, nilai tukar mata uang Garuda di setiap pekannya mengalami fluktuasi.
Pada Senin (2/1) rupiah berada di level Rp15.575 per dolar AS, melemah 3 poin jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.
Kemudian pada Selasa (3/1), pelemahan rupiah kembali berlanjut, yakni melemah 26 poin ke level Rp15.601.
Untuk Rabu (4/1) rupiah bergerak menguat pada penutupan sore, menjadi Rp15.583.
Namun pada Kamis (5/1) kembali melemah ke level Rp15.616 per dolar AS.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Kian Lesu Terhadap Dolar AS, Rabu Pagi Berada di Level Rp 15.621 per Dolar AS
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, fluktuasi rupiah masih akan terjadi dan berpotensi melemah pada penutupan sore nanti.
Yakni berada di kisaran Rp15.600 hingga Rp15.670.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.600 hingga Rp15.670," papar Ibrahim dalam analisanya, (5/1/2023).
Pelemahan mata uang Garuda pada kemarin disebabkan faktor eksternal dan internal.
Untuk faktor eksternal, salah satunya dipengaruhi sentimen pasar yang menimbang sinyal beragam pada kebijakan moneter dari risalah pertemuan Federal Reserve bulan Desember 2022.
Baca juga: Rupiah Kembali Melemah pada Kamis Pagi, Masih di Atas Level Rp 15.600 per Dolar AS
Pertemuan dewan Bank Sentral AS ini karena adanya rilis data aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Desember.
Sementara untuk faktor internal, pelaku pasar dalam negeri memantau perkembangan perpolitikan Indonesia, dimana isu reshuffle atau perombakan kabinet yang akan dilakukan oleh presiden Joko Widodo membuat perpolitikan nasional kembali memanas.