News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kegiatan Ekonomi Meningkat Pasca Pandemi, Persediaan BBM 2023 Bakalan Melonjak 10 Persen

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mengisikan BBM jenis Pertalite di SPBU Jalan Bandung, Kota Malang, Jawa Timur, usai Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)

Sebagai informasi saja, berdasarkan prognosa BPH Migas di tahun 2022 konsumsi BBM subsidi naik cukup tinggi sehingga konsumsi bahan bakar non-subsidi/JBU turun signifikan dibandingkan 2021.

Baca juga: Harga BBM Pertamina Hari Ini, Selasa 3 Januari 2023: Pertalite, Pertamax hingga Pertamina Dex

Menurut data BPH Migas, realisasi volume penyaluran JBU hingga September 2022 sebesar 23,058 juta KL.

Di sepanjang tahun ini prognosa penjualan JBU sebanyak 31,76 juta KL.

Jika dibandingkan dengan penyaluran JBU di 2021 sebanyak 44,36 juta KL maka ada penurunan penyaluran JBU sebesar 28,4% secara tahunan di sepanjang tahun ini.

BPH Migas juga melihat penurunan volume penjualan ini disebabkan adanya peralihan Pertalite yang sebelumnya adalah JBU menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) mulai Juni 2021.
Maka dari itu, ada disparitas harga yang cukup jauh antara JBU dengan BBM subsidi.

Selain itu, hal ini diperparah dengan semakin banyaknya kendaraan yang ada di jalan.

Baca juga: Harga BBM Pertamina Hari Ini, Jumat 23 Desember 2022: Pertalite, Pertamax, hingga Pertamina Dex

Saleh mengusulkan, upaya yang bisa ditempuh untuk mengerem konsumsi BBM subsidi ialah dengan memperjelas dan mempertajam kelompok konsumen yang berhak menerima.

“Misalnya yang mobil mewah tidak mengkonsumsi subsidi, mobil-mobil angkutan barang mewah juga tidak mengkonsumsi BBM Subsidi.

Lebih hemat energi, meningkatkan pemakaian kendaraan umum dibanding pribadi, dan lainnya,” jelasnya.

Harga BBM Subsidi Masih Ditahan

Meski saat ini harga minyak dunia sudah menyentuh level US$ 80 per barel, harga BBM subsidi belum ada sinyal penurunan setelah naik pada September 2022 yang lalu.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menjelaskan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM Subsidi ketika harga minyak mentah naik ialah untuk mengurangi beban subsidi.

“Saat ini konsumsi BBM di Indonesia terbesar atau 80% dari Pertalite yang termasuk dalam BBM Subsidi,” jelasnya saat dihubungi terpisah.

Sedangkan, beban subsidi di dalam satu liter BBM sangat tinggi hampir 60% sehingga harganya tidak serta merta disesuaikan turun ketika harga minyak mentahnya melandai.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini