News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indeks Saham China Diprediksi Rebound 15 Persen, Yuan Menguat 1,9 Persen Pasca Pelonggaran Covid

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Indeks Hangseng. Analis Goldman Sachs Group Inc. memproyeksikan saham–saham perusahaan di China akan menguat sebesar 15 persen di puncak perdagangan pada di bulan April 2023.

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Analis Goldman Sachs Group Inc. memproyeksikan saham–saham perusahaan di China akan menguat sebesar 15 persen di puncak perdagangan pada di bulan April 2023.

Proyeksi ini disampaikan Goldman mengacu pada pelonggaran kebijakan nol-Covid dengan membuka kawasan perbatasan pada akhir pekan kemarin. Kebijakan tersebut lantas direspon positif oleh para pelaku pasar.

Menurut Bloomberg, sebagian besar saham di pasar modal China memulai perdagangan tahun 2023 dengan cukup cemerlang.

Misalnya Indeks MSCI China yang telah naik 48 persen dari level terendahnya di bulan Oktober, mengungguli indeks-indeks global lain selama dua bulan terakhir.

Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi di China selama tiga tahun terakhir, dimana jutaan masyarakat China terkunci dalam kebijakan nol-Covid yang diberlakukan pemerintah Xi Jinping.

Pengetatan kontrol wilayah awalnya dimaksudkan untuk menekan laju penyebaran kasus positif Covid-19 di China. Namun, setelah memberlakukan pengetatan aktivitas perdagangan dan pengiriman barang di China terganggu hingga produsen merugi triliun dolar AS.

Sejumlah saham di bursa Wall Street ikut terperosok jatuh sebesar 3,9 triliun dolar AS. Lantaran selama pengetatan berlangsung tingkat kepercayaan bisnis China terus mengalami penurunan tajam dari level 51,8 menjadi 48,1 persen.

Baca juga: Tren PHK di AS Bisa Dorong Penguatan Indeks Saham di Bursa Asia

Bank Dunia sebelumnya telah memangkas proyeksi ekonomi China dari 4,3 persen menjadi 2,7 persen di sepanjang 2022, seperti yang dikutip dari Bloomberg.

“Tiongkok terlihat memiliki posisi yang baik di seluruh siklus pertumbuhan, kebijakan, dan inflasi dalam konteks global pada tahun 2023,” tulis tim ahli strategi bank Goldman, Kinger Lau.

Baca juga: Indeks Saham Bursa Wall Street Menghijau, Terdorong Kenaikan Upah Pekerja di AS

Selain saham China yangrebound di awal 2023, nilai mata uang Yuan China juga diproyeksikan naik melewati 6,8 per dolar untuk pertama kalinya sejak Agustus, sehingga penguatan year-to-date (ytd) menjadi 1,9 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini