News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tembus Indeks MSCI, Harga Saham BUMI Melonjak

Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saham emiten PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) masuk ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap dalam review per Februari 2024. TRIBUNNEWS/JEPRIMA

Laporan Wartawan Tribunnews, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saham emiten PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) masuk ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap dalam review per Februari 2024.

Indeks MSCI merupakan salah satu indeks acuan yang dipertimbangkan oleh investor asing yang akan berinvestasi di pasar saham Indonesia.

Hal ini memberikan sinyal positif kepada investor domestik dan internasional, yang menunjukkan bahwa saham BUMI telah memenuhi standar tertentu dalam hal kinerja dan stabilitas.

Ada dua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masuk ke dalam indeks MSCI, yaitu emiten batubara Group Bakrie BUMI dan emiten minimarket PT Midi Utama Indonesia (MIDI).

Sementara emiten batubara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) tidak dapat bertahan dan keluar dari indeks tersebut.

Berdasarkan data BEI, Selasa (13/2/2024), saham emiten BUMI melonjak 4,65 persen ke Rp90 per saham.

Nilai transaksi tercatat Rp39,75 miliar dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 441,20 juta saham.

Director and Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava mengungkapkan, saham Bumi secara signifikan masih undervalued atau dinilai terlalu rendah di pasar.

"Saham BUMI mampu masuk ke dalam 5 indeks internasional The Financial Times Stock Exchange (FTSE) & MSCI Indonesia, dan semoga bisa juga dianggap layak untuk dimasukkan ke dalam LQ45 oleh BEI segera," kata dia, dalam keterangannya, Jumat (23/2/2024).

Baca juga: Punya Holding Ultra Mikro, Saham BBRI Diprediksi Akan Terus Cetak Rekor

Menambahkan keterangannya selain MSCI, Dileep juga mengatakan produksi batubara BUMI pada FY 2023 berkisar antara 75MT-80MT. Sementara prediksi 2024 akan mengalami kenaikan sebesar 4 persen-5 persen dibanding 2023.

Tahun 2024 diperkirakan akan menjadi tahun yang jauh lebih superior dibanding 2023.

“Kunci kinerjanya adalah mengoptimalkan volume yang selaras dengan permintaan pasar, mencapai modal kerja, dan meningkatkan efisiensi secara menyeluruh,” jelas Dileep.

Baca juga: Pemilu Damai Pengaruhi Optimisme Investor Pasar Modal

“Mudah-mudahan kami dapat segera mengumumkan kerja sama bisnis dalam proyek hilirisasi batubara untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham di masa depan,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini