News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nilai Dolar AS Diperkirakan Terus Melemah dalam Enam Sampai 12 Bulan ke Depan 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menghitung uang kertas dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022). Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Standard Chartered Wealth Management Chief Investment Office (CIO) baru saja merilis laporan Outlook 2023 yang menguraikan strategi investasi serta sejumlah tema utama untuk perekonomian yang diperkirakan akan terus menemui tantangan di 2023. 

Tim CIO menilai bahwa pasar valuta asing bisa menjadi sumber peluang lain, di mana dolar Amerika Serikat (AS) berkemungkinan turun selama 6 hingga 12 bulan ke depan. 

"Hal ini karena The Fed (Bank Sentral AS) menawarkan katalis dalam bentuk jeda dalam siklus kenaikan suku bunga bank sentral. Tim CIO juga bersikap bullish pada nilai mata uang EUR dan JPY, dan menilai kedua mata uang tersebut bisa menguat di tahun ini," ujar Group Chief Investment Officer Steve Brice dalam keterangannya, Rabu (11/1/2023).

Sementara itu, pertumbuhan perekonomian global yang melambat karena resesi ekonomi AS diperkirakan akan turut menahan laju inflasi. 

Namun demikian, tingkat inflasi kemungkinan akan tetap berada di atas tingkat yang aman bagi para bank sentral di seluruh dunia. 

Laporan ini juga memperkirakan pertumbuhan di China akan pulih karena adanya penghapusan pembatasan kegiatan masyarakat secara bertahap dan fokus kebijakan pada stabilisasi pertumbuhan di negara tersebut. 

Baca juga: Sanksi Barat Bikin Miliarder Terkaya Rusia Rugi Puluhan Miliar Dolar AS

Steve menambahkan, 2022 lalu merupakan tahun penarikan besar-besaran, sehingga membawa dampak kepada banyak investor dan membuat mereka sulit untuk mendapatkan perlindungan di pasar keuangan. 

"Perspektif baru berdasarkan kondisi pasar saat ini masih mungkin untuk melayani investor dengan baik. Kami berharap laporan outlook terbaru kami akan memungkinkan mereka untuk membuat keputusan investasi yang objektif sesuai dengan tujuan kekayaan mereka," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini