Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Manajer aset terbesar di dunia, BlackRock, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 500 tenaga kerjanya setelah periode perekrutan karyawan yang cepat.
Melansir dari CNN, Seorang juru bicara BlackRock mengatakan pada Rabu (11/1/2023) bahwa jumlah tenaga kerja yang terdampak PHK tersebut kurang dari 3 persen dari total pekerja perusahaan.
BlackRock, pemimpin di Wall Street, telah melakukan perekrutan karyawan besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Dow Jones Newswires Umumkan PHK Terhadap Sejumlah Karyawan
Perusahaan Investasi ini belum melakukan PHK besar-besaran sejak 2019 dan telah meningkatkan jumlah karyawannya sekitar 22 persen selama tiga tahun terakhir, kata juru bicara BlackRock kepada situs berita MarketWatch.
Dia menambahkan, PHK terjadi saat perusahaan menghadapi “lingkungan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya. ”
Berita PHK BlackRock pertama kali dilaporkan oleh situs berita bisnis dan keuangan Business Insider.
BlackRock menjadi perusahaan besar dan firma Wall Street terbaru yang memangkas tenaga kerjanya.
Awal pekan ini, sorang sumber mengatakan kepada CNN bahwa bank investasi Goldman Sachs berencana memangkas hingga 5.200 karyawan di tengah merosotnya pembuatan kesepakatan perusahaan dan ketidakpastian ekonomi global.
Perusahaan teknologi Amazon mengungkapkan pada pekan lalu telah merumahkan sekitar 18.000 karyawan, melebihi rumor yang sebelumnya beredar bahwa PHK akan berdampak pada sekitar 10.000 tenaga kerja.
Baca juga: McDonalds Segera Lakukan PHK Karyawannya Dalam Waktu Dekat
Perusahaan perangkat lunak Salesforce, yang dijalankan oleh miliarder Marc Benioff, juga mengumumkan pada pekan lalu memangkas sekitar 10 persen dari sekitar 73.000 karyawannya.
Tahun lalu menjadi tahun pertumbuhan tenaga kerja terbaik kedua dalam sejarah Amerika Serikat. Namun, semakin banyak perusahaan telah mengungkapkan rencana untuk melakukan PHK.
Dipimpin oleh perusahaan teknologi dan media, PHK telah berdampak terhadap 43.651 tenaga kerja pada Desember, naik 129 persen dari periode yang sama pada tahun lalu, menurut data dari perusahaan konsultan Challenger, Gray & Christmas.
Terlepas dari peningkatan PHK, banyak perusahaan lain tampaknya enggan untuk memangkas tenaga kerja di tengah kekurangan pekerja yang sedang berlangsung.
Pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim pengangguran awal tiba-tiba turun ke level terendah dalam tiga bulan terakhir.