Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan, tak ada lagi impor beras menjelang panen raya yang akan berlangsung mulai Maret 2023.
"Setelah itu (impor beras) kita semua panen raya, tidak ada alternatif untuk impor lagi, kita akan stop," kata Arief di Gudang Bulog, Jakarta Utara, Jum'at (13/1/2023).
Arief memastikan, panen raya tahun ini disebut bakal surplus. Untuk itu, Badan Pangan Nasional gencar memaksimalkan produksi beras untuk cadangan dalam negeri hingga 70 persen.
Baca juga: Badan Pangan Nasional Maksimalkan 70 Persen Cadangan Beras Saat Panen Raya
Arief mengatakan, cadangan beras pemerintah juga bakal ditopang oleh penyerapan panen sporadis disejumlah daerah di Pantura dan Sulawesi.
"Setiap tengah bulan ada, kemarin saya lihat kalau di Pantura masih 1,5-2 bulan lagi yang jalur Selatan, Sulawesi ada penyerapan panen," ucap dia.
"Tapi ini belum panen raya, panen raya itu ketika kebutuhan 2,5 juta panennya lebih dari 3-4 juta, kalau ini panen sporadis tetap kita siapkan itu juga tetap kita menyokong," lanjutnya.
Meski demikian, Arief menyampaikan, saat ini pemenuhan cadangan beras pemerintah sedianya dilakukan secara bergandengan tangan, melalui kementerian lembaga terkait.
"Kalau kementan sedang cari di daerah mana yang panen tetap kita apresiasi misalnya di mana ada produksi, ini waktunya hand in hand," tegasnya.
Untuk diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan, pemerintah memastikan tak akan impor beras menjelang panen raya yang bakal terjadi di bulan Februari hingga Maret 2023 mendatang.
Hal itu dia sampaikan dalam acara webinar bertema "Polemik Impor Beras Akhir Tahun" yang berlangsung secara virtual, Selasa (27/12/2022).
"Kita impor beras setelah ratas, impor lah 200 ribu ton di Desember tapi baru masuk 70 ribu ton. Masuk lagi Januari, Februari Maret jangan impor lagi kan mau panen," kata Zulhas.
Zulkifli Hasan mengatakan alasan pemerintah impor beras sebesar 500 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).
Menurutnya, kelangkaan beras di pasar justru berbanding terbalik dengan data yang disampaikan oleh Kementerian Pertanian, bahwa stok beras Indonesia aman bahkan surplus sebanyak 7 juta ton.
"Ini sudah Minggu kedua, gabah beli Rp 6.000 engga ada, orang belum panen mana ada gabah. Beli beras juga belum panen mana ada beras. Mau beli beras Rp 10.000 pun enggak ada juga. Di pabrik-pabrik enggak ada sampai bulan ke empat (April 2023)," ujar Mendag Zulhas.