Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Perusahaan tambang milik Pemerintah Swedia, Luossavaara-Kiirunavaara Aktiebolag (LKAB), menemukan cadangan oksida tanah jarang di utara negara itu.
Penemuan tersebut diklaim sebagai cadangan oksida logam tanah jarang atau rare earth oxides terbesar di Eropa, yang dapat mengurangi ketergantungan benua itu dengan China untuk sumber daya kritikal tersebut.
Melansir dari CNN, mineral tanah jarang memainkan peran kunci dalam menghasilkan energi bersih serta memproduksi kendaraan listrik dan barang- barang elektronik. China tercatat menyumbang 60 persen dari produksi global sumber energi tersebut, menurut US Geological Service .
LKAB telah mengidentifikasi lebih dari satu juta ton oksida tanah jarang di daerah Kiruna, yang terletak di ujung utara Swedia, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada Kamis (12/1/2023).
Lantas, apa itu tanah jarang yang terkenal penting untuk industri teknologi sehingga menjadi rebutan banyak orang ?
Pengertian Tanah Jarang
Logam tanah jarang (LTJ) atau Rare Earth Element adalah kumpulan dari 17 unsur kimia, yaitu scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).
Meskipun disebut sebagai logam langka, namun logam-logam ini cukup melimpah jumlahnya di kerak bumi.
Baca juga: Gali Potensi Logam Tanah Jarang, Analis Sarankan Pemerintah Berguru ke China
Meski begitu, logam langka ditemukan pada kondisi yang sangat tersebar dan sedikit yang ditemukan dalam jumlah banyak, sehingga nilai ekonominya kecil. Sumber-sumber cadangan logam langka yang banyak dan bernilai ekonomis biasanya menyatu menjadi mineral tanah jarang.
Mineral pertama yang ditemukan adalah gadolinit, senyawa kimia yang tersusun dari serium, itrium, besi, silikon, dan unsur lainnya. Mineral ini diekstrak dari sebuah tambang di desa Ytterby, Swedia. Beberapa nama logam langka juga mendapatkan namanya dari lokasi tambang ini.
Sejarah Penemuan Logam Tanah Jarang
Kelompok logam ini pertama kali ditemukan pada 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Carl Axel Arrhenius.
Arrhenius mengumpulkan mineral hitam ytterbit dari penambangan feldspar dan quartz kuarsa di dekat Desa Ytterby, Swedia. Kemudian, mineral ini berhasil dipisahkan oleh J. Gadoli pada 1794, dengan memperoleh mineral Ytterbit. Selanjutnya, nama mineral tersebut diganti menjadi gadolinit pada 1800.
Baca juga: Analis: Indonesia Mau Jadi Pemain Logam Tanah Jarang, tapi China Kuasai Pasar 95 Persen
Setelah penemuan gadolinit, kemudian menyusul penelitian yang membuahkan penemuan unsur-unsur logam tanah jarang lainnya, seperti pada 1842 kimiawan Swedia Carl Gustaf Mosander memisahkan senyawa bernama yttria menjadi tiga macam unsur melalui pengendapan fraksional menggunakan asam oksalat dan hidroksida. Unsur tersebut adalah Yttria, Terbia dan Erbia.