Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KATHMANDU – Petugas penyelamat gabungan di Nepal telah berhasil menemukan kotak hitam (black box) dari pesawat Yeti Airlines yang jatuh pada Minggu (15/1/2023).
Kepala Komite Keselamatan Transportasi Nepal, Teknath Sitaula, mengatakan kotak hitam yang terdiri dari Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) ditemukan dalam kondisi baik.
“Kedua alat perekam dalam kondisi baik dan akan dikirim untuk dianalisis berdasarkan rekomendasi pabrikan,” kata Sitaula.
Otoritas Penerbangan Sipil Nepal telah memeriksa semua pesawat berjenis ATR 72 dan ATR 42 yang beroperasi di negara itu dan tidak menemukan kesalahan teknis di dalamnya.
“Saat ini terdapat 16 pesawat ATR 72 dan tiga ATR 42 dengan beberapa maskapai penerbangan yang mengoperasikannya,” kata juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal.
Di ibu kota Nepal, Kathmandu, sekitar 100 orang menyalakan lilin pada Senin (16/1/2023) malam untuk mengenang para korban kecelakaan dan meminta pemerintah untuk memastikan standar keselamatan yang tepat.
Belasungkawa juga mengalir dari seluruh dunia, termasuk Vatikan.
Baca juga: Penumpang India Rekam Detik-detik Kecelakaan Pesawat Yeti Airlines di Nepal
"Yang Mulia Paus Fransiskus mengirimkan belasungkawa kepada Anda dan semua yang terkena dampak tragedi ini, bersama dengan doanya bagi mereka yang terlibat dalam upaya pemulihan," kata Pietro Parolin, sekretaris Kardinal Vatikan.
Terlepas dari kecelakaan tersebut, para pakar penerbangan menggarisbawahi perlunya pemerintah membubarkan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN), yang mengatur penerbangan dan mengelola bandara.
Baca juga: Pesawat ATR-72 Yeti Airlines Jatuh di Nepal Renggut Nyawa 68 Penumpang
“Pemerintah harus segera memisahkan badan pengawas dan penyedia layanan dengan memisahkan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN) yang saat ini bekerja untuk keduanya,” ujar K.B. Limbu, pakar penerbangan dan pensiunan pilot.