News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ada Potensi Resesi Global, Emas Dinilai Lebih Menarik sebagai Instrumen Investasi

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga logam mulia atau emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tercatat di level Rp 1.037.000 per gram pada Selasa (24/1/2023). Jika dibandingkan kemarin (23/1/2023) harga emas Antam naik Rp2.000 per gram. Di mana sebelumnya senilai Rp1.035.000

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten BUMN tambang emas, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyebutkan permintaan emas pada awal tahun 2023 cukup positif.

Terbukti dengan total penjualan Antam dari awal tahun sampai tanggal 20 Januari 2023 masih on track target meskipun harga sudah mulai masuk di atas Rp 1 juta.

Sekretaris Perusahaan Antam Syarief Faisal Alkadrie mengatakan, permintaan emas meningkatkan karena adanya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi emas.

Baca juga: Selasa 24 Januari 2023: Harga Emas Batangan Antam Naik Rp2.000 Menjadi Rp1.037.000 per Gram

"Masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya investasi emas, terlebih di saat kondisi ketidakpastian perekonomian global saat ini,” kata Faisal dalam keterangannya, Selasa (24/1/2023).

Adapun menurut Faisal, emas yang diprediksi masih akan menjadi salah satu pilihan utama konsumen untuk berinvestasi ditengah-tengah ketidakpastian global. Bukan cuma itu, harga emas akan cenderung bullish seiring demand yang tinggi.

Secara rinci, Faisal menyebut potensi resesi global pada tahun 2023 cenderung membuat emas lebih menarik sebagai instrumen investasi, mengingat emas merupakan salah satu safe-haven Asset.

"Sifat emas yang merupakan instrumen investasi yang memiliki sifat lindung nilai menjadi pilihan bagi masyarakat baik untuk investasi jangka panjang, maupun jangka menengah," jelas Faisal.

Baca juga: Senin 23 Januari 2023: Harga Emas Batangan Antam Stagnan di Level Rp1.035.000 per Gram

Senior Analis DCFX Lukman Leong mengatakan, harga emas sangat positif dan masih akan bersinar ke depannya.

"Emas masih sangat positif dan akan sangat bersinar sebagai status safe haven di tengah kemerosotan ekonomi dan ketidakpastian geopolitikal global," jelas Lukman.

Adapun pelemahan beberapa waktu lalu, Lukman perkirakan karena pertumbuhan ekonomi China yang melambat menjadi salah satu sentimen negatif. Namun sebenarnya, harga emas masih cukup stabil dan tidak berubaha banyak sejak tahun kemarin.

"Harga emas sempat naik tinggi karena invasi Russia ke Ukraina dan kemudian turun tajam tertekan oleh kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral dunia terutama the Fed dalam usaha memerangi inflasi. Namun harga emas rebound besar di kuartal akhir 2022 oleh kekuatiran resesi di 2023," rinci Lukman.

Lukman juga menyebut, tahun ini emas akan didukung oleh permintaan dari safe haven investor dan bank sentral.

Oleh karena itu, investor masih belum terlambat untuk membeli emas diharga sekarang juga. Menurutnya, harga emas berpotensi paling tidak akan naik ke US$2100 per ons troi.

"Investor kecil bisa membeli emas Antam, untuk investor besar idealnya tidak membeli secara fisik namun dalam bentuk kontrak atau paper gold. Adapun hingga akhir tahun, harga emas Antam saya prediksi bisa mencapai Rp 1,2 juta per gram tahun ini," pungkas Lukman.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini