Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Pemerintah Korea Selatan menjanjikan dukungan kuat kepada para eksportirnya setelah perekonomian negara itu mengalami konstraksi untuk pertama kalinya dalam satu tahun terakhir.
Ekspor produk Korea Selatan kini anjlok dan terimbas resesi global.
"Pemerintah akan memfokuskan sumber daya kebijakan untuk mengaktifkan kembali ekspor dan investasi, seperti mendorong upaya deregulasi serta menawarkan dukungan pajak dan keuangan," kata Menteri Keuangan Korea Selatan Choo Kyung-ho, mengutip Reuters, Kamis (26/1/2023).
Sebelumnya, Bank Sentral Korea (BoK) telah merilis data produk domestik bruto atau PDB Korea Selatan sejak kuartal II 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,8 persen.
Konstraksi tersebut dikontribusi oleh penurunan ekspor dan penurunan konsumsi swasta 0,4 persen. Sementara pengeluaran pemerintah justru membukukan peningkatan tajam sebesar 3,2 persen.
Muncul tanda pelemahan lanjutan di kuartal I tahun ini dengan kemerosotan di pasar properti semakin dalam dan ekspor per hari kerja turun 8,8 persen pada 1 hingga 20 Januari dibandingkan tahun sebelumnya.
"Efek dari pembukaan kembali China (dari pembatasan terkait Covid-19) akan membantu, tetapi ekspor tidak akan segera pulih karena melemahnya perekonomian di negara-negara kuat lainnya,” kata Park Sang-woo, ekonom di DB Financial Investment.
Park juga memperkirakan PDB Korea Selatan masih akan berkontraksi lebih lanjut setidaknya pada kuartal saat ini.
Baca juga: Ekspor Korea Selatan Menyusut 2,7 Persen di 20 Hari Pertama Januari
Gubernur Bank Sentral Korea, Rhee Chang-yong, enggan menyebut negaranya telah jatuh ke dalam resesi. "Kami berada di garis batas dan harus melihat lebih banyak data untuk memberikan rincian pada Februari," pungkas yong.