Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembobolan rekening nasabah Bank Central Asia (BCA) oleh seorang tukang becak di Surabaya, Jawa Timur, mencuri perhatian masyarakat dalam beberapa waktu belakangan ini.
Kasus ini sempat menjadi trending topic di sosial media.
Jumlah uang yang berhasil dikuras pelaku sekitar Rp320 juta. Mirisnya, sang korban yang bernama Muin merupakan pria paruh baya dan tidak memiliki pekerjaan.
Dalam sebuah kesempatan, Tribun Jatim mencoba melakukan wawancara terhadap Muin di kediamannya yang berlokasi di Surabaya.
Muin menjelaskan, kasus pembobolan terjadi pada 5 Agustus 2022. Di mana, dalang dari kasus ini adalah seorang pria yang bernama Mohammad Thoha.
Dalam aksinya, Thoha dibantu oleh Setu yang merupakan seorang tukang becak.
Kebetulan, terang Muin, Setu memiliki perawakan yang mirip dengan dirinya. Sehingga Setu dan Thoha sukses melancarkan aksinya dan berhasil mengelabui teller bank dengan mengaku sebagai pemilik rekening.
Alhasil, para pelaku kejahatan ini sukses menguras rekening milik Muin. Thoha juga merupakan salah satu penghuni kos di rumah Muin.
"Jam setengah 12 pada tanggal 5 Agustus 2022 saya ke masjid untuk sholat Jumat. Di rumah enggak ada orang, kemudian kamar dimasuki oleh pencuri yang mengaku namanya Mohammad Thoha. KTP diambil, ATM diambil, buku tabungan diambil, lalu dibawa ke Bank BCA dan dikuras di sana," ucap Muin di kediamannya.
"Dia juga menyuruh orang yang tuanya sama seperti saya, tukang becak (Setu). Itu tukang becak postur tubuhnya mirip saya," sambungnya.
Baca juga: Soal Pembobolan Uang Rp320 Juta, BCA: Pelaku Utamanya Thoha, Bukan Tukang Becak
Uang untuk Berobat Istri
Muin dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan, bahwa uang ratusan juta yang ada di rekeningnya hendak digunakan untuk berobat sang Istri yang terbaring sakit.
Sayangnya, belom sempat digunakan untuk berobat, duit tersebut sudah raib. Istri Muin meninggal dunia setelah kejadian hilangnya uang di rekening miliknya.