Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam lima tahun terakhir, pasar modal Indonesia berhasil menghimpun dana sebesar Rp 1.082,63 triliun yang berasal dari penawaran umum saham dan obligasi atau sukuk.
Berturut-turut sejak 2018 sampai dengan 30 Desember 2022, dana yang dihimpun sebesar Rp 166,06 triliun, Rp 166,85 triliun, Rp 118,70 triliun, Rp 363,29 triliun, dan Rp 267,73 triliun.
Selanjutnya, total nilai aktiva bersih reksa dana mengalami perkembangan yang cukup baik, yaitu pada akhir 2018 sebesar Rp 505,39 triliun.
Baca juga: SRO Pasar Modal RI Kirim Bantuan untuk Prajurit dan Pahlawan Nasional
"Kemudian, pada 2019 sebesar Rp 542,2 triliun, 2020 sebesar Rp 573,54 triliun, 2021 sebesar Rp 578,44 triliun, dan per 30 Desember 2022 sebesar Rp 504,86 triliun," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno saat meluncurkan Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023 hingga 2027 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (31/1/2023).
Di samping capaian penghimpunan dana, pasar modal Indonesia juga berhasil menambah jumlah investor secara signifikan yang tercermin dari total Single Investor Identification (SID).
Jumlah investor mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, yang dapat dilihat dari jumlah SID pada akhir 2018 sebesar 1,62 juta dan 2019 sebesar 2,48 juta.
Bahkan pada 2021, jumlah SID meningkat sebesar 93,04 persen dibanding 2020, dari 3,88 juta investor menjadi 7,49 juta investor.
Inarno menambahkan, angka tersebut masih terus bertumbuh hingga menembus 10,31 juta investor hingga 30 Desember 2022.
"OJK akan terus menjaga pencapaian dan stabilitas di pasar modal dengan senantiasa meningkatkan perlindungan konsumen," pungkasnya.