TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski pemerintah telah berusaha dengan berbagai cara menghentikan harrrga beras namun upaya tersebut belum berhasil.
Harga beras terus merangkak naik.
Padahal Dirut Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) telah mengguyur pasar dengan ratusan ribu ton beras.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menilai, persoalan harga beras yang belum juga usai hingga saat ini disebabkan kurangnya komunikasi antara stakeholder.
Baca juga: Gara-gara Beras, Inflasi Januari Naik 5,28 Persen
Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan kurangnya komunikasi membuat serapan beras dalam negeri belum bisa mencukupi kebutuhan.
Kondisi ini menjadi salah satu pendorong harga beras jenis medium naik dan melebihi harga eceran tertinggi (HET).
"Penyerapan beras petani yang ada di Bulog itu tidak maksimal tahun kemarin, sehingga tahun ini jadi persoalan," kata Abdullah kepada Kontan.co.id, Kamis (2/1/2022).
Abdullah berharap penerapan kebijakan soal beras bisa dilakukan bersama antara stakeholder. Sehingga apa yang terjadi tahun lalu tak terulang kembali.
"Bagaimana melakukan penetapan kebijakan bersama-sama dengan kementerian terkait dan teknis. Ini penting untuk dijaga agar Bulog juga mengetahui potensi apa yang terjadi di lapangan," ungkapnya.
Ia mengungkapkan hingga saat ini di pasar belum terlihat adanya beras operasi pasar yang berasal dari impor. Saat ini mayoritas berasal medium merupakan beras produksi dalam negeri.
"Di pasar sendiri sekarang belum mencolok beras impor," ujarnya.
Presiden Turun Tangan
Padahal Presiden Joko Widodo sudah turun tangan memanggil para pejabat terkait dengan penanganan harga pangan tersebut.
Beberapa hari lalu, Jokowi memanggil Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso.
Baca juga: Buwas Bantah Presiden Jokowi Bahas Isu Reshuffle saat Diundang Bahas Beras di Istana
Dirut Bulog Budi Waseso sempat memberikan keterangan kepada wartawan. Pria yang akrab disapa Buwas ini mengaku datang diundang oleh Jokowi.