TRIBUNNEWS.COM- Dalam kondisi keuangan yang sehat dan stabil, dana darurat menjadi salah satu pos keuangan yang wajib tersedia. Ibarat fondasi pada sebuah bangunan, dana darurat menjadi penopang yang mengamankan keuangan dari berbagai terpaan atau masalah yang bisa saja menyerang sewaktu-waktu. Oleh karena itu, dana darurat wajib disiapkan oleh semua orang agar lebih siap menghadapi risiko masalah keuangan mendesak di masa depan.
Terkait jumlahnya, idealnya dana darurat harus mampu mencukupi kebutuhan hidup atau pengeluaran selama 6 sampai 12 bulan, atau lebih lama. Dalam kata lain, nominal dana darurat yang perlu dimiliki oleh setiap individu tidaklah sama, tergantung kondisi keuangan dan kebutuhannya.
Akan tetapi, ada beberapa kesalahan persepsi yang bisa membuat keberadaan dana darurat tak mampu memberikan manfaatnya seperti yang seharusnya dan tak bisa menjadi penyelamat keuangan. Salah satunya adalah menganggap sumber dana yang tak semestinya sebagai dana darurat.
Bagaimana maksudnya? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan tentang 4 sumber atau asal dana yang tak seharusnya dijadikan sebagai dana darurat berikut ini.
1. Instrumen Pinjaman atau Utang
Memang benar jika akses produk pinjaman, seperti menggunakan layanan pinjaman online dan KTA, dewasa ini makin mudah dan bisa dijangkau oleh hampir semua kalangan. Karena kemudahannya tersebut, sebagian orang menganggapnya sebagai dana darurat yang dapat dimanfaatkan kapan saja untuk mengatasi masalah keuangan mendesak.
Jika Anda tergolong sebagai salah satu orang yang memiliki pemikiran tersebut, segera ubah pola pikir dan membuang jauh-jauh pemikiran tersebut. Sebab, dengan tingkat bunga yang tergolong tinggi serta denda keterlambatan yang selangit, pinjaman amat berisiko menjadi bumerang saat dijadikan sebagai dana darurat.
Meski begitu, Anda boleh saja mengajukan pinjaman cepat untuk mengatasi kebutuhan darurat saat dana darurat tak mampu mengatasinya. Dalam catatan, pastikan jumlah angsurannya sesuai dengan kemampuan bayar, mampu melunasinya tepat waktu, dan gunakan layanan yang resmi juga legal.
2. Dana Milik Orang Tua
Hal lain yang sering kali salah kaprah dianggap sebagai dana darurat oleh sebagian orang adalah dana atau uang yang dimiliki oleh orang tua. Sebenarnya, anggapan ini perlu dilihat melalui beragam sudut pandang, seperti bagaimana kondisi finansial orang tua, cara berpikir Anda, dan kesediaan orang tua.
Namun, tetap saja, menjadikan dana orang tua sebagai sumber dana darurat bukanlah keputusan yang bijak. Semua orang seharusnya memiliki tabungan dana daruratnya sendiri dan secara mandiri mengamankan kondisi keuangannya. Di sisi lain, dengan usia yang semakin senja, orang tua Anda pasti membutuhkan uang tabungannya untuk persiapan masa pensiun atau kebutuhan lain yang tak kalah pentingnya sehingga belum tentu bisa membantu.
3. Dana yang Tersimpan pada Instrumen Finansial Berisiko Tinggi
Tak sedikit orang mengumpulkan dana darurat via instrumen investasi agar lebih lekas tercapai target nominalnya. Akan tetapi, sebagai kebutuhan yang bisa saja diperlukan sewaktu-waktu, hindari mengumpulkan dana darurat pada instrumen investasi dengan risiko tinggi. Alasannya karena bisa saja fluktuasi yang ekstrem pada investasi membuat nilai dananya menurun dan merugikan Anda.
Terlebih lagi, investasi merupakan aktivitas keuangan yang seharusnya dilakukan saat pos dana darurat sudah terkumpul. Bukan berinvestasi lebih dulu baru menyiapkan keberadaan dana darurat. Dengan melakukan prioritas yang tepat tersebut, Anda bisa lebih siap mengatasi risiko masalah keuangan mendesak di masa mendatang dengan optimal.