News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perusahaan Ritel Anak Usaha Amazon PHK Ratusan Karyawan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perusahaan ritel Zappos, anak usaha Amazon, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 300 karyawannya atau sekitar 20 persen dari total tenaga kerja.

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Anak perusahaan Amazon yang bergerak di bidang ritel yakni Zappos, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 300 karyawannya atau sekitar 20 persen dari total tenaga kerja.

Dalam pres rilisnya, juru bicara Zappos Laura Davis mengungkap PHK dilakukan dengan menargetkan ratusan karyawan dari tim customer service di bagian sepatu dan pakaian online.

Tren PHK yang terjadi di Zappos disinyalir buntut dari menurunnya penjualan perusahaan, di tengah persaingan ketat antar para produsen ritel dunia. Penurunan penjualan ini membuat pendapatan Zappos merosot.

PHK kemudian dilakukan demi memangkas pembengkakan biaya.

"Keputusan dibuat untuk memastikan Zappos disiapkan untuk terus memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa, dalam jangka panjang," jelas Davis, seperti yang dikutip dari Bloomberg pada Sabtu (11/2/2023)

Raksasa ritel yang diakuisisi Amazon pada 2009 ini turut mencabut jabatan Eksekutif lama Zappos yakni Tyler William, setelah memimpin penjualan  ritel Zappos selama dua tahun terakhir.

Sebelumnya, Zappos dikenal sebagai platform dagang elektronik dan ritel yang menyediakan berbagai kebutuhan busana para pelanggan baik secara online maupun offline.

Meski tak sebesar perusahaan ritel lainnya, keberadaan Zappos berperan menyumbang pundi–pundi pendapatan bagi Amazon.

Kondisi tersebut berbalik drastis setelah pasar global dihantam ancaman Krisis. Sejak saat itu penjualan ritel Zappos mengalami penurunan dan berimbas pada menurunnya pendapatan kuartal IV Amazon tahun 2022.

Selain itu pergerakan saham Amazon di bursa Wall street juga ikut terseret turun sebesar 51 persen selama setahun terakhir.

Baca juga: Amazon Jual Obral Kompleks Perkantoran 29 Hektar Lantaran Tak Kuat Bayar Pajak

Pertumbuhan yang kian melambat akhirnya mendorong Amazon melakukan efisiensi terhadap 18.000 karyawannya di akhir Januari 2023.

Menurut data Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN), setidaknya ada 2.300 karyawan  kehilangan pekerjaan di kantor cabang Amazon, Washington.

Sementara sisanya berasal dari cabang Amazon yang berada di beberapa sejumlah negara, termasuk di Inggris.

Baca juga: Pangkas Biaya Operasional Perusahaan, Amazon Hentikan Program Donasi Amal Smile

“Amazon telah melewati ekonomi yang tidak pasti dan sulit di masa lalu, dan kami akan terus melakukannya. Perubahan ini akan membantu kami mengejar peluang jangka panjang kami dengan struktur biaya yang lebih kuat.”ujar CEO Amazon, Andy Jassy pada awal Januari lalu.

Pemecatan bukan kali pertama yang dilakukan Amazon, sebelumnya perusahaan ini telah memangkas 10.000 pekerja di sepanjang November 2022.

Raksasa teknologi yang berbasis di Amerika ini juga turut menghentikan perekrutan dan membatalkan proyek-proyek seperti pengiriman barang menggunakan robot.

Baca juga: Tuntut Kenaikan Gaji, 300 Karyawan Amazon di Inggris Melakukan Aksi Mogok Kerja

Walau Amazon tengah menghadapi pukulan besar, CEO Jessy menegaskan bahwa perusahaannya akan tetap melanjutkan investasi di bidang komputasi awan dan bisnis periklanan serta streaming video di tahun ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini