Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BOSTON – Gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK di sejumlah perusahaan global tampaknya belum akan berakhir.
Terbaru, perusahaan produsen alat penyedot debu, iRobot, memangkas 7 persen staf atau sekitar 85 karyawan.
Dalam sebuah memo kepada karyawan, CEO iRobot Colin Angle mengatakan PHK tersebut dilakukan untuk menyeimbangkan bisnis perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi global yang didorong oleh tingginya suku bunga dan melonjaknya inflasi.
“Pemangkasan karyawan terjadi di tengah proses akuisisi oleh Amazon,” sambung Angle.
Sebagai informasi, raksasa e-commerce Amazon telah mengumumkan untuk mengakuisisi iRobot senilai 1,7 miliar dolar AS pada Agustus tahun lalu, tetapi kesepakatan itu masih menjadi subjek tinjauan antimonopoli Komisi Perdagangan Federal.
Dilansir dari CNBC, perusahaan sebelumnya juga telah melakukan pemangkasan terhadap 100 karyawannya pada Agustus 2022 ketika perusahaan menyatakan “perlu menyelaraskan struktur biayanya dengan pendapatan dan arus kas jangka pendek, serta untuk meningkatkan profitabilitas”.
Tak hanya mengumumkan PHK, perusahaan juga melaporkan pendapatan kuartalannya, di mana iRobot membukukan kerugian sebesar 84,1 juta dolar AS sepanjang kuartal IV tahun lalu.
Baca juga: Prospek Suram, Unit Usaha Perusahaan Teknologi SoftBank PHK 95 Tenaga Kerja
Selain iRobot, beberapa raksasa teknologi lain telah terlebih dahulu mengumumkan PHK, yakni di antaranya Yahoo (1.000 karyawan), eBay (500 karyawan), Zoom (1.300 karyawan), Dell Technologies (6.650 karyawan), Pinterest (150 karyawan), PayPal (2.000 karyawan), Google (12.000 karyawan), Microsoft (10.000 karyawan), Salesforce 7.000 karyawan), IBM (3.900 karyawan) dan SAP (3.900 karyawan).