TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Panama, Sukmo Harsono, yang juga merangkap Dubes untuk Kosta Rika, Nikaragua, dan Honduras mengungkapkan, ekspor produk Indonesia ke kawasan tersebut mengalami peningkatan.
Sukmo mengungkapkan pada tahun 2022, tercatat adanya ekspor senilai 441,9 juta USD.
Angka ekspor ini meningkat dari tahun 2021 sebesar 318,6 juta USD.
"Secara keseluruhan dua tahun berturut turut naik siginifikan," ungkap Sukmo kepada Tribunnews, Kamis (16/2/2023).
Sukmo menyebut kenaikan tertinggi tercatat di Kosta Rika dan disusul Panama.
"Sementara untuk Honduras dan Nikaragua nyaris belum ada perubahan atau masih stagnan," ungkapnya.
Baca juga: Jokowi Bicara Jalanan Macet Dimana-mana, Sarankan Industri Otomotif Genjot Pasar Ekspor
Menurut Sukmo, produk andalan ekspor ke Panama dan negara akrediatasi bukanlah jenis produk yang memiliki nilai ekspor spektakuler.
Namun benar-benar produk ritel seperti pakaian, kertas, komponen listrik, furniture, kendaraan bermotor, dan suku cadang.
"Oleh sebab itu negara ini bukan yang bisnisnya autopilot di mana para pengusahanya wira-wiri sendiri untuk cari produk."
"Tetapi KBRI Panama memfasilitasi ekspor produk dari berbagai perusahaan Indonesia baik diminta maupun tidak," ungkapnya.
Baca juga: Pulang ke Tanah Air, Dubes Sukmo Harsono Blusukan Cari Produk untuk Genjot Ekspor ke Amerika Latin
Saat ini, lanjut Sukmo, produk dari perusahaan Mayora telah mampu menembus Panama, dengan pengiriman produk snack yang akan dipasarkan jaringan Copa Airline, maskapai kenamaan di Amerika latin dan Karibia.
"Maskapai ini terbang ke 86 destinasi di 33 negara. Keberhasilan ini tidak lepas dari keikutsertaan KBRI Panama dalam Expocomer di Panama di mana kami turun langsung setiap hari menjaga stand pameran."
"Selain itu KBRI Panama juga memfasilitasi pembelian traktor tangan dan sparepart traktor Quick dari CV Karya Hidup Sentosa," ungkapnya.
Sukmo mengatakan, negara Panama City, Kosta Rika, Nikaragua, dan Honduras bukanlah tujuan menarik untuk eksportir besar Indonesia sehingga pengusaha dan pajabat pemerintah pun masih belum sepenuhnya menggaparap kawasan ini secara serius.
"Namun demikian saya menjalankan arahan Presiden dan Ibu Menlu agar kerja sepenuh hati," ungkap Sukmo.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)