News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bersahabat Lama, Begini Cara China Tolong Ekonomi Rusia dari Risiko Kejatuhan Akibat Sanksi Barat

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Direktur Kantor Komisi Luar Negeri Pusat China Wang Yi di Kremlin di Moskow pada 22 Februari 2023.

3. Menggantikan Posisi Dolar AS

Setelah beberapa bank Rusia terputus dari SWIFT, Moskow telah beralih dari dolar AS ke yuan China. Perusahaan-perusahaan Rusia telah menggunakan lebih banyak yuan untuk memfasilitasi naiknya perdagangan Rusia dengan China.

Bank Rusia juga melakukan lebih banyak transaksi dalam yuan untuk melindungi mereka dari risiko sanksi, kata mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Keith Krach.

Pangsa yuan di pasar mata uang asing Rusia melonjak 48 persen pada November 2022, menurut media Rusia mengutip kepala Bursa Moskow.

Rusia bahkan pernah menjadi pusat perdagangan lepas pantai terbesar ketiga di dunia untuk yuan pada Juli lalu, di belakang Hong Kong dan Inggris, menurut data yang dirilis oleh SWIFT.

Sejak saat itu, Moskow tetap menjadi salah satu dari enam pasar teratas untuk perdagangan yuan. Padahal sebelum perang Ukraina dimulai, Rusia tidak masuk dalam 15 besar pasar teratas untuk perdagangan yuan.

Kementerian keuangan Rusia juga telah menggandakan porsi cadangan yuan yang dapat dipegang oleh dana kekayaan kedaulatan negara menjadi 60 persen, setelah sebagian besar tabungannya dibekukan oleh sanksi internasional, menurut Reuters.

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan Moskow hanya akan membeli yuan pada 2023 untuk mengisi kembali dana kekayaan negara, menurut laporan kantor berita Rusia Tass.

“Dari semua mata uang asing yang dimiliki bank (sentral) Rusia, hanya yuan China yang tidak dibekukan dan tetap 'bersahabat',” kata Kireeva.

“Kita cenderung melihat de-dolarisasi lebih lanjut dari perdagangan luar negeri Rusia secara umum dan peningkatan pangsa perdagangan dalam mata uang nasional dengan semua negara yang bersahabat atau netral terhadap Moskow,” imbuhnya.

Dengan lebih banyak cadangan yuan, Moskow dapat menggunakan mata uang China untuk menstabilkan rubel dan pasar keuangannya.

Rubel telah jatuh lebih dari 40 persen terhadap euro dan dolar AS pada tahun lalu, dan indeks saham utama Rusia telah turun lebih dari sepertiga.

Bulan lalu, kementerian keuangan Rusia mengumumkan akan melanjutkan intervensi valuta asing dengan menjual yuan dan membeli rubel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini