Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati memberikan tanggapannya terkait wacana penataan atau relokasi depo Pertamina Plumpang di Jakarta Utara.
Menurut Nicke, hal tersebut tentunya akan ditindaklanjuti dan akan dibahas ke depannya.
Namun, saat ini Perseroan masih fokus dalam penanganan para korban terdampak dari adanya insiden tersebut.
Baca juga: Stok BBM Dipastikan Aman Usai Kebakaran Depo Plumpang, Dirut Pertamina: Tak Perlu Panic Buying
"Iya nanti (penataan), kita sekarang fokus ke penanganan dulu ya. Itu yang penting prioritasnya, bagaimana masyarakat yang terdampak ini aman dan juga sehat," ucap Nicke saat ditemui di Posko Pengungsian Rawa Badak, Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Nicke juga mengaku telah melakukan rapat bersama jajarannya untuk membahas percepatan dan memaksimalkan penanganan masyarakat terdampak.
"Kita akan terus kawal, monitor, dan bantu semuanya sampai sehat," papar Nicke.
"Barusan salah satu yang kita rapatkan sebagaimana pengelola ke depan, dan kita sedang identifikasi sesegera mungkin bantuan yang diperlukan," pungkasnya.
Baca juga: Pertamina Minta Masyarakat Tidak Panic Buying Respons Kebakaran Depo Plumpang
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan untuk segera merelokasi depo BBM milik PT Pertamina yang berada di Kawasan Plumpang, Jakarta Utara.
Menurut Erick, langkah ini perlu dilakukan pasca insiden terbakarnya depo tersebut.
Ia juga mengungkapkan, jarak aman antara depo BBM dengan pemukiman warga terbilang terlalu dekat, alias tidak aman.
"Kepada seluruh BUMN yang masuk menjadi objek vital, saya rasa tidak hanya kilang tapi juga (pabrik) pupuk yang saya tinjau sumatera selatan itu, buffer antara titik keamanan dan tentu titik masyarakat masih terlalu dekat," ucap Erick dalam peninjauan ke pemukiman warga yang terdampak, Sabtu (4/3/2023).
Untuk itu, Pemerintah berencana melakukan penataan ulang objek vital nasional yang lokasinya berdekatan dengan rumah warga sekitar.
Tentunya dengan harapan kejadian serupa tak terjadi kembali.