TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan pemindahan Depo Pertamina Plumpang ke Kalibaru membutuhkan jangka panjang.
Setidaknya butuh waktu tiga sampai empat tahun untuk proses tersebut.
Hal itu disampaikan VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso kepada wartawan, Jumat (31/3/2023).
Kata Fadjar, nantinya Depo Pertamina Kalibaru, Jakarta Utara, tidak hanya berisikan bahan bakar minyak (BBM) saja.
Namun juga energi baru terbarukan (Renewable Energy) turut tersedia di sana.
"Kita pindahkan ke sana (Kalibaru) tapi disana bukan hanya BBM aja nih, karena untuk renewble Energy juga disana (Kalibaru). Jadi itu semacam jangka panjang dengan pengembangan energi baru terbarukan," kata Fadjar kepada wartawan, dikutip Jumat (31/3/2023).
Dikatakan Fadjar, Depo Pertamina Kalibaru juga bakal menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) retail. Meski begitu, dia memastikan hal tersebut masih membutuhkan proses yang panjang.
"Sambil menunggu nanti, kan itu lahannya baru siap akhir 2024 baru lahan. Sedangkan untuk proses pembangunan masih perlu waktu kayak 3-4 tahun lagi," ungkapnya.
Selain itu, Fadjar menegaskan, Depo Pertamina Plumpang masih tetap beroperasi meski kapasitas Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berkurang. Kata dia, Depo Plumpang bakal berisikan Terminal BBM pelumas dan BBM industri.
"Masih (beroperasi), jadi BBM pelumas sama BBM industri. Jadi BBM kan ada BBM retail seperti yang biasa BUMN, ada BBM industri. Jadi nanti yang disini rencananya hanya pelumas sama BBM industri yang di Plumpang," ucapnya.
Dia mengaku, alasan masih beroperasinya Depo Plumpang itu adalah untuk memenuhi kebutuhan BBM di Jabodetabek. Pasalnya, Depo Plumpang menyumbang 15 persen stok BBM nasional.
"Suplainya ke 19 kab/kota di Jabodetabek. Jadi kalo itu berhenti aja sehari, kebayang Jabodetabek seperti apa. Gak bisa berhenti aja," tegasnya.
Adapun terkait biaya pemindahan Depo Plumpang ke Kalibaru hingga kerugian pasca kebakaran Depo Plumpang, Fadjar enggan membeberkan secara rinci.
"Ya kan kita ga ngarepin ada lagi (kebakaran Depo Plumpang). Cuma pasti membangun Terminal BBM itu kompleks, kayak bangun pabrik itukan pasti mahal," ungkap dia.(Tribunnews.com/Nitis Hawaroh)