Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan nilai ekspor mebel kayu dan rotan olahan mencapai 5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) di 2024 mendatang.
Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp77,1 triliun (asumsi kurs Rp15.436 per dolar AS)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, hingga tahun 2022 nilai ekspor mebel dan rotal olahan Indonesia baru mencapai 3,5 miliar dolar AS.
"Tahun lalu 3,5, miliar dolar AS. Target yang ditetapkan pada waktu itu adalah 5 miliar dolar AS di tahun 2024. Antara 3,5 miliar sampai 5 miliar ini kan masih agak jauh," ucap Airlangga dalam acara Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 di JIExpo Kemayoran, Kamis (9/3/2023).
Jika dibandingkan dengan China dan Vietnam, kinerja ekspor mebel Indonesia masih jauh tertinggal.
Untuk menggenjot kinerja ekspor industri mebel dan kerajinan, Airlangga membeberkan setidaknya Pemerintah memiliki 2 strategi.
Pertama, terkait penyederhanaan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) yang sangat berkaitan erat dengan ketersediaan bahan baku mebel.
SVLK diterbitkan untuk menjamin bahan baku mebel produksi Indonesia berasal dari hutan yang terkelola. Dalam arti kata lain, sumbernya bukan berbahan baku kayu tebangan liar.
"Oleh karena itu 2 hal yang harus dilakukan terutama terkait bahan baku tentu yaitu soal SLVK tadi akan ditanggung oleh Pemerintah, Kementerian Perindustrian akan berpartisipasi di situ," papar Airlangga.
Baca juga: HIMKI: Target Ekspor Mebel dan Kerajinan Indonesia 5 Miliar Dolar AS di 2024
Kemudian strategi kedua adalah, Pemerintah akan berupaya untuk memperluas pasar ekspor global.
Bahkan, Pemerintah juga mendorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk dapat berkontribusi, khususnya dalam hal pembiayaan.
Baca juga: Dampak Pandemi, Kerajinan Rotan di Maluku Tengah Kian Terhimpit
"Kedua, terkait dengan ekspor arahannya memperluas pasar ekspor. Kemudian memfasilitasi pembiayaan ekspor melalui LPEI," ucap Airlangga.
"Kita lihat Vietnam sampai nilai ekspornya sampai 18 miliar dolar AS. (Padahal) Vietnam tidak punya bahan baku bisa. Seenggaknya di ASEAN Vietnam jadi benchmarking kita," pungkasnya.