TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) usai tahun lalu memangkas 1.300 karyawan.
Kali ini, GoTo berencana memangkas 600 karyawannya usai melakukan pembaruan strategi perusahaan yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Dalam keterangan manajemen GoTo, perusahaan telah melakukan kajian secara menyeluruh dan terus menerus, untuk menentukan peningkatan yang dapat dilakukan di setiap kegiatan bisnis.
Kajian tersebut, telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian yang perlu dilakukan untuk memperkuat operasional perusahaan.
Baca juga: GoTo PHK 1.300 Karyawan, Berikut Perjalanan Ekspansi Raksasa Teknologi Indonesia ke Luar Negeri
"Salah satu penyesuaian tersebut adalah pengkonsolidasian sejumlah bisnis dan tim dalam ekosistem kami, untuk menghadirkan organisasi yang lebih ramping serta lebih siap untuk menanggapi permintaan pasar," tulis keterangan GoTo yang diterima Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (10/3/2023).
Adapun konsekuensi dari berbagai langkah-langkah penyesuaian, manajemen GoTo menyebut akan memengaruhi sekitar 600 posisi dalam ekosistem GoTo.
"Karyawan yang terdampak akan memperoleh dukungan dari perusahaan selama masa transisi, dimana dukungan yang diberikan akan lebih dari yang diwajibkan oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dan mencakup dukungan finansial, karier, dan kesejahteraan," ujarnya.
Pada tahun lalu, GoTo melakukan PHK terhadap 12 persen karyawan atau 1.300 orang dari total karyawannya.
Direktur dan Chief of Human Resources Officer GoTo, Melissa Siska Juminto mengatakan, kebijakan tersebut merupakan langkah untuk mendorong kinerja bisnis yang lebih sehat, meski harus melewati keputusan yang sulit.
"Beberapa waktu yang lalu, dengan berat hati kami melakukan perampingan jumlah karyawan yang berdampak pada 1.300 orang atau 12 persen dari total jumlah karyawan grup GoTo," ungkap Melissa dalam acara Public Expose GoTo, Kamis (8/12/2022).
"Keputusan ini merupakan langkah yang sangat sulit. Namun perlu dilakukan untuk mendorong kinerja bisnis yang semakin sehat," sambungnya.
Lebih lanjut, Melissa memaparkan, langkah lain dalam mengelola biaya, terkait dengan sumber daya manusia (SDM) yaitu dengan melakukan pengetatan dari sisi rekrutmen.
Kemudian, membatasi perjalanan dinas non-esensial, melakukan perampingan organisasi termasuk konsolidasi dan fungsi-fungsi korporat.
"Hasil dari langkah-langkah ini akan terlihat di kuartal-kuartal berikutnya," tegasnya.
Selain itu, Melissa mengatakan, pihaknya bakal terus melakukan berbagai upaya untuk dapat mengoptimalisasi biaya operasional lainnya.
"Dilakukan dalam rangka mempercepat langkah menuju profitabilitas perusahaan," lanjutnya.
Lebih jauh, Melissa berujar, alokasi dana yang diberikan bagi karyawan terdampak PHK itu berbasis saham yang berakhir pada 30 September 2022.
"Sebagaimana diketahui, kami melakukan IPO di tahun 2022 dan sebagian dari proses IPO tersebut kami memberikan alokasi opsi saham bagi para karyawan," terangnya.
Melissa menegaskan, beban kompensasi dalam bentu saham ini bukan merupakan item tunai. Kata dia, kompensasi berbasis saham itu merupakan program kompensasi yang didasarkan pada kinerja perseroan.