Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perusahaan ritel asal Amerika Serikat (AS) Walmart mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 200 karyawannya di fasilitas e-commerce yang berada di berbagai wilayah negara itu.
Walmart berdalih pemangkasan ratusan karyawannya itu dilakukan “untuk lebih mempersiapkan kebutuhan pelanggan di masa depan”.
"Keputusan ini tidak dibuat dengan enteng, dan kami bekerja sama dengan rekanan yang terkena dampak untuk membantu mereka memahami pilihan karier apa yang mungkin tersedia di lokasi Walmart lainnya," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, Kamis (23/3/2023).
Baca juga: Pengeluaran Membengkak, Accenture PHK 19.000 Karyawan
Selain itu, Walmart mengatakan pihaknya telah mengantisipasi pertumbuhan penjualan yang lebih lambat dan laba yang lebih rendah di tahun fiskal mendatang.
“Kami memproyeksikan pertumbuhan penjualan akan berada di sekitar 2 hingga 2,5 persen, lebih kecil dari pertumbuhan 6,6 persen pada tahun fiskal sebelumnya,” kata Walmart pada akhir bulan lalu.
Adapun penjualan online Walmart terus tumbuh, meski dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan saat puncak pandemi. Penjualan e-niaga untuk bisnis Walmart melonjak 12 persen pada tahun fiskal terbaru, yang berakhir pada 31 Januari 2023.
Tak hanya Walmart, Amazon juga kembali mengumumkan PHK terhadap 9.000 karyawannya pada awal pekan ini.
Baca juga: Platform Pencari Kerja Indeed PHK 2.200 Karyawan
Selain melakukan pemangkasan karyawan, Amazon juga telah menutup, membatalkan, dan menunda pembukaan gudang baru, karena beberapa penjualan online beralih kembali ke toko.