TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah menyiapkan 10 ribu hektar untuk penanaman jagung di Kabupaten Keerom, Papua.
Hal itu ditandai dengan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke lokasi lahan perkebunan jagung tersebut, baru-baru ini.
Kawasan perkebunan jagung tersebut dicanangkan menjadi lumbung pangan atau food estate di Papua.
Menanggapi hal tersebut, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengapresiasi positif langkah Presiden Jokowi tersebut.
Baca juga: Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto Tanam Jagung di Food Estate Keerom Papua
"Kita senang mendengar sudah ada cikal bakal lumbung pangan di Papua. Tentu hal ini menjadi langkah awal bagaimana kita bersama-sama mendorong Papua Raya menjadi sentra Lumbung Pangan Baru Nasional ke depannya," ujar Ketua Bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan BPP HIPMI M Hadi Nainggolan, dalam keterangannya di Jakarta (27/3/2023).
Apalagi, Papua Raya yang saat ini sudah menjadi enam provinsi tentu pembangunan akan mulai pesat dan maju. Langkah tersebut harus dibarengi dengan menyiapkan sentra pangan yang benar-benar layak dan modern.
"Papua Raya dengan lahan yang masih luas seharusnya bisa dijadikan sentra pangan baru secara nasional. Pemerintah bisa menciptakan berbagai sentra pertanian terpadu dan modern di berbagai daerah Papua sesuai dengan klaster komoditi tanaman yang sesuai dengan fotografi alamnya," ucapnya.
Namun, Hadi juga mengingatkan pemerintah untuk mau belajar dari Food Estate yang telah dibuat di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Humbang Hasundutan Sumatera Utara (Sumut) yang dinilai banyak pihak sebagai proyek gagal.
Dana proyek dua proyek food estate tersebut sangat besar, tapi masih belum berjalan mulus seperti yang direncakan.
"Kiranya, Food Estate Keerom Papua tersebut harus lebih sukses dari yang ada di Kalteng dan Sumut sebelumnya," ungkapnya.
Menurutnya, satu hal yang perlu diingat oleh pemerintah dalam membangun food estate adalah sebaiknya dimulai dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) terlebih dahulu.
Karena inilah akar mendasarkan, baik SDM pengelola food estate itu sendiri maupun para petani yang akan menjadi mitra pengelolaan lahannya.
"Kalau konsen pemerintah dimulai dari SDM, kita yakin berbagai proyek food estate akan berjalan dengan sukses. Selanjutnya, barulah pembangunan infrastruktur fisik dan penggunaan mekanisasi pertanian modern dengan tepat," tutupnya.