TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten penyedia jasa tenaga alih daya atau outsourcing, PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) mencetak laba bersih pada 2022 sebesar Rp 4,47 miliar, naik 2,28 persen secara tahunan (YoY).
Adapun pertumbuhan laba bersih tersebut seiring efisiensi yang dilakukan perseroan, karena dari pendapatan relatif flat atau sedikit lebih rendah 0,02% menjadi Rp 700,93 miliar dari sebelumnya Rp 701,09 miliar.
Sekretaris Perusahaan PADA, Yanti Ermayanti mengatakan, walaupun kinerja masih relatif datar, tetapi perseroan telah berupaya melakukan strategi bisnis di tengah tantangan sosial ekonomi.
Baca juga: Pemerintah Proyeksikan Ekonomi Indonesia pada 2030 Naik 3 Kali Lipat, Ini Kata Anggota Komisi XI DPR
Contohnya, memperbesar portofolio pelanggan atau mitra dengan lebih selektif memilih dan menargetkan industri atau segmen bisnisnya tidak berdampak pandemi.
Diakuinya, beberapa kliennya dari segmen transportasi dan segmen retail non-FMCG terdampak pandemi sehingga turut mempengaruhi perseroan.
Namun, pihaknya memiliki banyak kesempatan yang dapat dilakukan dalam pengembangan lini bisnisnya dengan mitra atau klien yang tidak berdampak pandemi seperti pada perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis inti di bidang telekomunikasi, perbankan, serta FMCG.
"Kami berkesempatan melakukan beberapa inovasi dengan memberikan solusi layanan terintegrasi (one stop services) serta pengembangan inovasi integrasi teknologi digital ke dalam bisnis layanan perseroan," ujar Yanti yang dikutip dari Kontan, Jumat (31/3/2023).
Dari fundamental, total aset di akhir 2022 mencapai Rp 360 miliar atau meningkat dari tahun 2021 sebesar Rp 199,5 miliar.
Kenaikan ini karena kenaikan kas dan setara kas dari hasil penawaran umum perseroan, piutang usaha, uang muka dan beban dibayar di muka untuk belanja modal.
Sementara itu, liabilitas perseroan pada akhir 31 Desember 2022 sebesar Rp 218,7 miliar atau meningkat dibandingkan akhir Desember 2021 yang tercatat Rp 150,3 miliar. Ini disebabkan karena utang bank jangka pendek, utang usaha pihak berelasi dan pihak ketiga.
"Current ratio 2022 berada di level 1,56 kali atau meningkat dari tahun 2021 sebesar 1,37 kali," katanya.
Yanti mengatakan, ke depan PADA akan memaksimalkan penjualan di tengah situasi pasar yang menantang. Perseroan akan terus melakukan penguatan target dan strategi yang dijalankan dalam beberapa tahun ke depan.
Fokusnya, menjaga service maupun operasional, adaptif dan selektif untuk melakukan perluasan usaha, serta mengedepankan business management and control.
"Ini untuk menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas dalam upaya menjaga kinerja dan performa PADA dalam menghadapi kondisi makroekonomi dan situasi kompetisi yang dapat berubah," imbuhnya. (Sugeng Adji Soenarso/Kontan)