Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produksi gas dari lapangan MAC di Selat Madura akan segera terwujud.
Hal tersebut menyusul diresmikan Mobile Offshore Production Unit (MOPU). Ini merupakan MOPU pertama di Indonesia yang dikonversi di dalam negeri.
Konversi MOPU dilakukan oleh Konsorsium PT Duta Marine dan PT Pakarti Tirtoagung di ASL Yard, Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Baca juga: SKK Migas Dorong Produk Dalam Negeri Berperan di Proyek-proyek Hulu Migas
Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) adalah salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dibawah pengawasan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Potensi produksi gas di lapangan MAC diketahui sebesar 50 MMSCFD.
"Dengan adanya kegiatan peresmian MOPU MAC ini, kami berharap visi itu semakin nyata," kata Senior Manager Engineering Drilling HCML, Jonny Pasaribu dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Minggu(16/4/2023).
HCML lanjut Jonny menanamkan investasi untuk memaksimalkan produksi dalam jangka waktu lima sampai tujuh tahun. "Kami mengupayakan pengembangan Lapangan MAC yang diperkirakan on stream pada Q2 2023 sebagai bagian dari upaya kami memberikan sumbangsih kepada NKRI," kata Jonny.
Kegiatan peresmian ini merupakan proses awal melepas MOPU ke laut. Ini sebagai tanda peresmian bahwa proses persiapannya di galangan sudah selesai, dan akan dibawa berlayar ke titik instalasinya di Selat Madura.
Diharapkan dengan peresmian lapangan MAC dapat meningkatkan produksi gas, karena saat ini kebutuhan gas di Indonesia semakin besar seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Untuk Lapangan MAC ini, HCML sudah menandatangani perjanjian jual beli gas dengan industri pupuk di Gresik dan para pembeli gas lainnya.
"Nantinya lifting gas ini akan memenuhi kebutuhan masyarakat dan Industri di Jawa Timur," tutur Jonny.
HCML telah berpengalaman memproduksi gas dan minyak kondensat dari empat sumur di Blok Selat Madura sejak 2017. HCML saat ini menjadi salah satu tulang punggung pemenuhan gas di Jawa Timur dengan menyumbang sekitar 30 persen pasokan gas.
HCML juga memiliki pengalaman sebagai perusahaan yang mengelola Lapangan BD sebagai fasilitas lepas pantai pertama di Asia yang menghasilkan belerang cair dan melakukan pembongkaran belerang cair, setelah melakukan pemuatan sulfur cair untuk pertama kali pada 2017.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro memberikan apresiasi atas keberhasilan HCML menyelesaikan pekerjaan Mobile Offshore Production Unit (MOPU).
Hal ini menjadikan pelaksanaan onstream lapangan MAC menjadi semakin nyata dan diperkirakan bisa dilaksanakan di kuartal dua tahun ini.
Keberhasilan HCML menyelesaikan proyek Lapangan MAC akan menjadikan fasilitas produksinya menjadi semakin terintegrasi dan mencapai utilitas yang optimal. Hal ini akan menempatkan HCML sebagai salah satu tulang punggung dalam menyediakan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Timur.
“Peranan HCML nantinya akan semakin kuat, jika pipa gas di Jawa sudah terintegrasi yang saat ini sedang dibangun adalah pipa gas Cirebon – Semarang, sehingga kedepannya HCML dan KKKS di Jawa Timur dapat turut memasok kebutuhan gas di Jawa Barat yang saat ini masih dipasok dari Sumatera," kata Hudi.
Hudi menambahkan bahwa keberhasilan konversi MOPU oleh Konsorsium PT Duta Marine dan PT Pakarti Tirtoagung yang merupakan perusahaan dalam negeri menunjukkan kontribusi HCML dan komitmennya untuk untuk meningkatkan TKDN dan kapasitas nasional yang selaras dengan target rencana strategi Indonesia Oil Gas (IOG 4.0) yaitu peningkatan produksi migas nasional turut meningkatkan pula multiplier effect dan lingkungan yang berkelanjutan.