TRIBUNNEWS.COM - Libur Hari Raya Idul Fitri atau lebaran biasanya menguras uang yang cukup banyak karena harus memenuhi kebutuhan hari raya seperti belanja makanan yang lebih banyak dari biasanya hingga biaya mudik.
Situasi ini dapat dimanfaatkan oleh fraudster (pelaku kejahatan) melakukan penipuan seiring dengan adaptasi teknologi yang makin meluas di masyarakat, terlebih lagi rasa lelah saat mudik membuat lengah.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengenali berbagai bentuk modus penipuan yang kian marak terjadi dan cara menghindarinya.
Kenali Modus Penipuan
Ada beberapa modus yang kerap dilakukan oleh oknum penipuan online, salah satunya melalui modus penawaran pinjaman kredit dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan modus ini, oknum kejahatan melakukan penipuan dengan mengatasnamakan bank dan sangat mudah untuk menarik minat masyarakat, yang telah mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhan hari raya, karena diiming-imingi program pembiayaan yang cepat dan bunga yang ringan.
Dalam modus penawaran pinjaman kredit tersebut, pelaku akan meminta korban mentransfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi dalam proses pencairan pinjaman yang akan diberikan. Namun nyatanya, program pinjaman yang dimaksudkan hanyalah fiktif belaka.
Modus lainnya yang kerap terjadi belakangan ini dan cukup ramai dibahas di media sosial adalah aksi penipuan online melalui pesan teks. Modus yang satu ini dilakukan dengan mengirim pesan instan kepada korban melalui aplikasi WhatsApp dan berpura-pura sebagai kurir yang hendak mengirimkan paket.
Biasanya, di dalam pesan tersebut akan dilampirkan file dengan ekstensi .apk yang terlihat seperti foto resi pengiriman paket. Kemudian, korban diminta untuk membuka file dan menyetujui hak akses pada beberapa aplikasi.
Jika korban melakukan hal tersebut, maka aplikasi Malware akan menyusup ke ponsel korban dan pelaku bisa mengakses aplikasi keuangan seperti internet banking dan M-banking di perangkat milik korban.
Selain berkedok pengiriman paket, modus penipuan melalui pesan WhatsApp juga marak terjadi dalam bentuk undangan pernikahan, surat tilang, tagihan PLN, bukti pelaporan pajak, ataupun arahan untuk mengklik tautan tertentu.
Tidak hanya sampai di situ, modus penipuan juga kerap disertai dengan Social Engineering yaitu sebuah teknik manipulasi dengan memanfaatkan kondisi lengah atau tidak siaganya korban demi mendapatkan akses pada informasi pribadi atau data rahasia.
Dengan modus ini, pelaku menghubungi korban secara langsung dan akan menawarkan hadiah atau menakut-nakuti korban akan nilai denda yang besar atau layanan akan terblokir apabila tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh pelaku. Bersamaan dengan itu, pelaku pun kerap melibatkan Malware dan mengundang korban untuk membuka link/tautan yang membahayakan.
Tips agar Terhindar dari Modus Penipuan Online
Apabila salah satu modus penipuan online tersebut menghampiri Anda, hal pertama yang perlu dilakukan adalah untuk tetap bersikap tenang dan jangan mengikuti arahan apapun yang diberikan oleh pelaku. Kemudian, hubungi pihak lembaga keuangan (bank) Anda untuk melakukan pengecekan lebih lanjut terkait kebenaran transaksi atau program yang disampaikan oleh pelaku.