News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Luhut Minta Pemda Bersiap Hadapi Ancaman Inflasi Pangan Imbas El Nino

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Areal persawahan mulai kekeringan pada saat awal musim kemarau ini. Padi yang baru berusia 40 hari banyak yang meranggas akibat kekeiringan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung isu perubahan iklim yang kian nyata terjadi beberapa waktu ke belakang.

Bahkan, pada hari pertama kerja usai libur lebaran, Menko Luhut dan jajarannya turut membahas adanya fenomena kenaikan suhu di berbagai belahan bumi, termasuk di Indonesia.

Diketahui, gelombang panas atau heatwave nyata terjadi di sejumlah kawasan Asia. Di Thailand, suhu tertinggi sempat mencapai di angka 45,4 derajat celcius, kemudian salah satu kota di Bangladesh tercatat di angka 51 derajat celcius.

Baca juga: BPOM Temukan 3.574 Produk Pangan Tanpa Izin Hingga Rusak

Untuk di Indonesia, salah satu wilayahnya di Tangerang Selatan (Banten) sempat menyentuh suhu di level 37 derajat celcius.

“Hari pertama pasca libur Idul Fitri, ada satu hal yang penting untuk saya koordinasikan setelah mendapatkan banyak pertanyaan sekaligus merasakan langsung mengapa akhir-akhir ini suhu di beberapa daerah terasa begitu tinggi,” terang Menko Luhut dalam postingan Instagram pribadinya, dikutip Kamis (27/4/2023).

Ia melanjutkan, Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia menyatakan bahwa fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebihbasah akhirnya telah berakhir.

Sebagai gantinya El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.

Berdasarkan data yang diperoleh Luhut, suhu laut juga telah mencapai rekor tertingginya setelah terakhir terjadi pada tahun 2016 yang lalu.

Belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.

“Dari permodelan cuaca yang kami dapatkan El Nino diprediksi akan terjadi pada Agustus 2023 meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi,” paparnya.

Untuk itu, Luhut meminta Indonesia belajar dari pengalaman tahun 2015 lalu, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas dan juga kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah.

Baca juga: Tren Kenaikan Harga Pangan Diprediksi Terjadi di H-3 Idul Fitri

Hal ini tentunya berkorelasi terhadap turunnya produksi pertanian dan pertambangan berdasarkan data IMF.

Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan.

Hal ini terjadi karena diperkirakan 414 lahan padi mengalami kekeringan ekstrem di tahun tersebut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini