Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Oke Indonesia Tbk.(DNAR) membukukan laba bersih Rp5,01 miliar pada tiga bulan pertama atau kuartal I-2023.
Pertumbuhan laba bersih didorong peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 41,18 persen menjadi Rp139,73 miliar pada Maret 2023 dari Rp98,97 miliar di Maret 2022.
Wakil Direktur Utama OK Bank Hendra Lie mengatakan, ke depan OK Bank melakukan serangkaian kebijakan strategis seperti fokus pada tabungan bank, pembiayaan konsumer, bisnis keuangan dengan spesialisasi pada kredit.
"Kami juga melakukan penguatan modal dalam rangka mendorong laju pertumbuhan bisnis ditengah ketidakpastian iklim usaha” ucap Hendra saat RUPS di Jakarta (11/5/2023).
Dikatakannya, OK Bank mampu mengoptimalkan penghimpunan DPK sebesar Rp5,77 triliun, naik 39,98 persen dari Rp3,46 triliun secara tahunan.
Penyaluran kredit juga meningkat sebesar 46,56 persen menjadi Rp7,96 triliun dari Rp5,43 triliun pada tahun lalu.
“Perseroan mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 52,68 persen, relatif sama dengan tahun sebelumnya 52,17 persen dan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 134,55 persen, membaik dari tahun sebelumnya 147,35 persen karena ditopang dengan pertumbuhan DPK,” ujarnya.
Pada kuartal I-2023, OK Bank mencatat NPL net sebesar 2,59%, menurun sebesar 2.86% secara tahunan.
Bank juga fokus melakukan perbaikan aset kredit restruktur sehingga secara bertahap menurun 24% menjadi Rp1.040 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp1.369 triliun.
Total aset hingga 31 Maret 2023 sebesar Rp10,46 triliun, meningkat 47,75% dari periode yang sama pada 2022 sebesar Rp7,08 triliun.
Baca juga: OK Bank Garap Pembiayaan Konsumer untuk Renovasi Properti
Indikator profitabilitas utama adalah ROE meningkat menjadi 0,58% dari 0,4% tahun sebelumnya. ROA naik menjadi 0,19% dari 0,16% tahun sebelumnya.
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 97,96% hingga 31 Maret 2023, relatif sama dengan tahun sebelumnya 97,86%. Di sisi lain cost to income ratio (CIR) membaik menjadi 67,09% dari 67,88% pada tahun sebelumnya.
“Masih tingginya rasio BOPO ini disebabkan bank secara konservatif melakukan pembentukan cadangan penurunan nilai sebesar Rp44,5 miliar, meningkat 38,88% dari tahun sebelumnya Rp32 miliar,” katanya.
Baca juga: BRI Salurkan Kredit dan Pembiayaan Rp 1.180 Triliun di Kuartal I 2023, 83 Persen ke UMKM