Para pedagang yang sebelumnya awam tentang e-payment kini sudah bisa menerapkan pembayaran nontunai.
“Sudah bisa, tidak kesulitan,” katanya.
Terkait Piala Dunia U-20 yang gagal digelar di Indonesia, Sudarto tidak mau larut dalam kekecewaan.
"Ya agak kecewa, kok enggak jadi, padahal sudah diperbaiki seperti ini," ujarnya.
Sisi positifnya, selter Manahan sudah dipercantik dan makin menarik kunjungan masyarakat.
“Fasilitas juga makin bagus,” ungkap Sudarto.
Sementara itu pemilik usaha Nasi Liwet Mbak Laksmi juga menyebut pembayaran melalui QRIS banyak dilakukan pembeli.
“Banyak yang pakai QRIS, anak-anak muda itu bilang simpel dan tidak banyak bawa uang tunai,” kata Laksmi.
Stiker QRIS sudah ada di masing-masing etalase selter.
Selain memberikan metode pembayaran nontunai, Laksmi mengatakan BRI juga memberikan perlengkapan para pedagang seperti apron atau celemek.
Baca juga: Cara Cerdik Nasi Liwet Mbak Laksmi Solo Hadapi Gempuran Covid-19 dan Batalnya Piala Dunia U-20
Apresiasi Pengunjung
Penataan pedagang dan tersedianya pembayaran melalui QRIS di pedagang selter Stadion Manahan juga mendapat apresiasi pengunjung.
Seperti yang dirasakan mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Sari Martanti.
mengatakan dirinya terbantu dengan adanya pembayaran melalui QRIS.
“Sekarang jarang bawa uang cash, jadi praktis tinggal scan QRIS,” ungkap Sari.
Menurutnya, penataan selter Manahan berhasil menjadikan kawasan itu makin cantik.
“Jadi cantik, bersih, rapi, jogging juga lebih nyaman. Harapannya bisa terjaga terus kerapiannya,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)