Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Aktivitas ekspor Jepang mencapai titik terendah pada April 2023 karena melemahnya permintaan dari pasar China.
Data yang dirilis Kementerian Keuangan Jepang, Kamis (18/5/2023) kemarin menunjukkan ekspor Negeri Sakura naik 2,6 persen pada April 2023.
Angka ini lebih lambat dari kenaikan 3,0 persen yang diharapkan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters dan kenaikan 4,3 persen pada Maret 2023.
Data tersebut juga menandai kenaikan terlemah sejak Februari 2021 ketika ekspor turun 4,5 persen.
"Pelemahan ekspor akan membebani belanja modal, yang dapat melemahkan permintaan domestik karena konsumsi kurang kuat," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.
"Ekonomi global akan melambat lebih lanjut pada paruh kedua tahun ini, jadi Anda tidak dapat mengandalkan permintaan domestik atau eksternal, meninggalkan ekonomi Jepang dalam kondisi lemah,” sambungnya.
Ekspor Jepang ke China yang merupakan mitra dagang terbesar Negeri Sakura itu mengalami penurunan sebesar 2,9 persen pada April. Hal itu disebabkan oleh penurunan pengiriman mobil, suku cadang mobil dan baja.
Demikian juga, ekspor Jepang ke sejumlah negara di Asia juga turun 6,3 persen pada bulan lalu.
Baca juga: Ekspor Jepang ke China Merosot Tajam, Kekhawatiran Resesi Global Makin Besar
Sementara itu, ekspor Jepang ke Amerika Serikat dan Eropa justru mencatatkan kenaikan sebesar 10,5 persen pada April 2023, didorong oleh rebound pada mobil dan suku cadang mobil karena kendala pasokan mereda.