News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Telur Ayam Naik Rp 5 Ribu Dalam Sepekan, Pedagang: Katanya Bisa Naik Lagi

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang telur di Pasar Pondak Labu, Jakarta Selatan, dibanderol Rp 33 ribu per kilogram.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedagang menyebut harga telur ayam akan semakin melambung, melebihi harga sekarang.

Hal tersebut diungkap oleh Aya, salah seorang pedagang telur ayam di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Saat ini, Aya membanderol telur ayam sebanyak satu kilogram dengan harga Rp 33 ribu.

Menurut kabar yang Aya dengar, harga telur ayam naik karena stoknya sedang kosong dan ada kemungkinan masih akan melonjak lagi di kemudian hari.

Baca juga: Harga Telur Ayam Hari Ini Naik Jadi Rp 32.100 Per Kg, Daging Ayam Rp 38 Ribu

"Harga telur ayam lagi tinggi. Rp 33 ribu per kilogram. Katanya sih karena stok barang lagi kosong dan katanya bisa naik lagi," kata Aya kepada Tribunnews di lokasi, Jumat (2/6/2023).

Lonjakan harga ini baru Aya rasakan beberapa hari terakhir pada Mei 2023. Dari Rp 28 ribu, naik sebesar Rp 5 ribu menjadi Rp 33 ribu.

"Naiknya sudah hampir seminggu ini. Sebelumnya Rp 28 ribu. Abis lebaran murah. Terus beberapa minggu kemudian baru mahal. Baru akhir mei. Naiknya sekitar Rp 5 ribu," ujar Aya.

Meski demikian, Aya mengatakan, penjualan telur di kiosnya tak begitu berdampak.

Sebab, telur ayam merupakan makanan sehari-hari. Jadi, kata Aya, masih banyak orang yang membeli telur dagangannya.

"Telur karena makanan sehari-hari ya, jadi enggak begitu berpengaruh [ke penjualan]," ujarnya.

Alasan Harga Telur Naik

Sekretaris Jenderal DPP Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI), Reynaldi Sarijowan, membeberkan temuan pihaknya mengenai alasan di balik kenaikan harga telur.

"Harga telur mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir dan ada dua hal yang kami temukan," ujar Reynaldi dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Kamis (18/5/2023).

Baca juga: Harga Telur Ayam Masih Tak Terkendali, Pemerintah Kaji Kucurkan Anggaran Subsidi Jagung

Pertama adalah faktor produksi dan yang kedua karena proses distribusi yang tak sesuai dengan biasanya.

"Pertama karena faktor produksi yang menyebabkan harga pakan yang tinggi. Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan," kata Reynaldi.

Maksud dia, biasanya proses distribusi dilakukan ke pasar, tetapi kini banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar.

"Banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," kata Reynaldi.

"Sebagai catatan, kami melihat ada beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi, elemen, lembaga, serta perorangan yang membuat supply di pasar terganggu," lanjutnya.

Ia berharap pemerintah dapat melakukan sejumlah upaya agar dua faktor tersebut dapat teratasi sehingga harga telur tak terus naik.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah Hari Ini Naik Jadi Rp 44.700 Per Kg, Bawang Merah Juga Melonjak

"Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya terkait dua hal ini dan mengantisipasi agar harga telur tidak terus naik," kata Reynaldi.

Tanggapan Kepala Badan Pangan Nasional Terkait Kenaikan Harga Telur

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyinggung sejumlah pihak yang kerap komplain soal harga yang mahal.

"Saya sampaikan, kalau harga telur 1 kilo isi 16 butir Rp32 ribu, orang komplain. Tapi maaf saya bandingkan dengan bagaimana orang membeli satu bungkus rokok Rp36 ribu, kok enggak komplain," kata Arief saat ditemui usai menghadiri diskusi bertema "Penguatan Kemitraan dan Meningkatkan Kekuatan Pangan dari Hulu ke Hilir di Indonesia", di Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).

"Padahal peternak-peternak telur ini sekian lama untuk menunggu ayam-ayam itu bertelur. Mencari pakan yg harganya baik. Kemudian, telurnya sehari satu ayam itu satu," sambungnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan, kenaikan harga tersebut dilakukan untuk menjaga harga wajar dari hulu sampai ke hilir itu.

"Ada petani, ada peternak yang harus kita jaga. Tapi tidak kalah penting juga ada 270 juta warga Indonesia yang perlu juga dijaga daya belinya. Sehingga harga wajar di hulu, tengah, dan hilir," tutur Arief.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini