News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Pengamat: Kenaikan Suku Bunga AS Bisa Jadi Ancaman Rupiah ke Depan

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi. Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan perhatian dari pelaku pasar keungan dunia bisa berubah dari kenaikan pagu utang atau debt ceiling ke kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Kebijakan moneter yang dimaksud, yakni peluang Bank Sentral AS atau The Fed akan kembali menaikkan suku bunga pada keputusan rapat pada 13 Juni hingga 14 Juni ini.

Baca juga: AS Terhindari dari Risiko Gagal Bayar, Rupiah Diprediksi Melesat ke Rp14.700 per Dolar Juni Ini

"Bila demikian, rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS ke depan. Mungkin bisa masuk ke Rp15.000 hingga Rp15.200 di Juni," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Jumat (2/6/2023).

Lebih lanjut, menurut Ariston, kelihatannya kenaikan pagu utang Negeri Paman Sam bakal disetujui kongres, sehingga jadi sentimen positif bagi aset berisiko.

"Tapi di sisi lain, ada perubahan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga acuan AS. Ekspektasi suku bunga naik pada rapat Juni meningkat dan ekspektasi suku bunga bertahan malah menurun," katanya.

Baca juga: Rupiah Melorot Lagi, Hari Ini Tembus Rp 15.000/dolar AS

Perubahan ekspektasi ini terkait dengan data ekonomi Amerika yang membaik belakangan ini yang dikhawatirkan akan menyumbang kenaikan inflasi.

"Sehingga, inflasi tidak turun-turun mendekati target. Perubahan ekspektasi ini bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini