Vice President of Marketing and Communications, Asia & ANZ Rashish Pandey menekankan, survei ini menggarisbawahi betapa pentingnya strategi keamanan komprehensif bagi perusahaan, yang mampu mengatasi kompleksitas dan risiko yang muncul akibat pertumbuhan kerja jarak jauh.
Hal serupa dinyatakan Research Vice President, IDC Asia/Pasifik Simon Piff. Dia mengatakan, temuan ini menyoroti pentingnya memprioritaskan postur keamanan dan investasi pada solusi cloud yang mampu berintegrasi mulus dengan solusi on-premise untuk mengelola lingkungan kerja hybrid dan memitigasi risiko.
Survei oleh IDC ini dilakukan pada 450 pemimpin keamanan siber dari 9 lokasi di Asia (Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam)
Responden berasal dari sembilan industri, yaitu Manufaktur (14 persen), Ritel (13%), Logistik (14%), Pelayanan Kesehatan (13%), Layanan Keuangan (10%), dan Sektor Publik (11%).