Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan melakukan pengadaan pinjaman sebesar 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk keperluan tahun 2024 senilai Rp30,22 triliun.
"Untuk perencanaan sekarang di 2024, itu kami akan melakukan pengadaan pinjaman tunai setara dengan 2 billion dolar AS," ucap Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiyaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR-RI di Jakarta, dikutip Rabu (14/6/2023).
Ia melanjutkan, rencana penarikan utang ini berasal dari Lembaga Multilateral dan Lembaga Bilateral.
Untuk sumber lembaga multilateral masing-masing berasal dari Asian Development Bank (ADB) senilai 1,04 miliar dollar AS dan Bank Dunia senilai 701 juta dollar AS.
Kemudian untuk Lembaga Bilateral berasal dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar 30 miliar yen Jepang dan Kanada sebesar 100 juta dollar.
Dalam kesempatan tersebut Suminto juga menjelaskan, pinjaman ini akan digunakan untuk 11 program. Salah satunya program pembiayaan bencana.
"Ini nama programnya seperti yang pertama disaster Risk Finance and insurance, itu adalah program untuk pembiayaan bencana (nilai disbursement 155 juta dolar AS)," pungkasnya.
Baca juga: Terus Naik, Utang Pemerintah Tertinggi Sejak Indonesia Merdeka: Begini Respon Pejabat Kemenkeu
Berikut 11 program yang akan dibiayai dari utang luar negeri senilai 2 miliar dolar AS:
- Disaster Risk Finance and Insurance senilai 155 juta dolar AS dari Bank Dunia
- Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) senilai 146 juta dolar AS dari Bank Dunia
- Intergovernmental Transfers and Sub-national Finance (SINERGIS) senilai 100 juta dolar AS dari Bank Dunia
- Financing Green Transformation Program senilai 100 juta dolar AS dari Bank Dunia
Baca juga: Kementerian Keuangan Beberkan Indonesia Tak Pernah Alami Default Utang
- Investing in Nutrition and Early Years-Phase II senilai 100 juta dolar AS dari Bank Dunia