Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyampaikan, tarif tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung masih belum ditentukan.
Hal tersebut lantaran KCIC tengah mempertimbangkan paket bundling antara moda transportasi LRT dan Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Dia mengatakan, untuk pertimbangan awal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah merekomendasikan tarif tiket KCJB maksimal sebesar Rp 250.000.
Baca juga: Budi Karya Pastikan Aspek Keselamatan Terpenuhi Sebelum Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi
"Ya kita harapkan segera. Ya itu pertimbangannya kita pengen ada bundling tiket terintegrasi tiket KAI, KA Feeder dengan tiket LRT. Yang pasti rekomendasi dari Kemenhub maksimal Rp 250.000," kata Dwiyana kepada wartawan, di Stasiun Halim, dikutip Jumat (23/6/2023).
Dwiyana menambahkan, pihaknya masih membahas tarif tiket KCJB sebelum nantinya dibuka untuk umum pada Oktober mendatang.
"Tiket sedang kita bahas, termasuk dari Kementerian Perhubungan juga kasih masukan. Ini yang masih menjadi pertimbangan untuk segera ditetapkan," jelasnya.
Adapun terkait kelaikan izin operasi, Dwiyana mengaku masih menunggu sertifikasi itu dari Kementerian Perhubungan.
"Kita harapkan sertifikasi layak operasi, sarana prasarana sudah. Kita mengharapkan kan, kita tetap menunggu dari Kemenhub," ungkapnya.
Di sisi lain, Kereta Cepat Jakarta Bandung ini rencananya bakal dibuka untuk masyarakat sekitar rel secara gratis pada Agustus mendatang.
"Ya nanti mungkin tiket undangan. Kalau Pak Luhut itu bilang bapak Presiden (Jokowi) minta agar masyarakat di sekitar jalur Kereta Cepat juga harus merasakan," ujar dia.
"Jadi nanti soft launching itu Agustus sampai Oktober pre operasi kita akan berikan semacam undangan lah," sambungnya.