Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell kembali memberikan isyarat pada bank sentral AS untuk memperketat kebijakan dengan menaikkan suku bunga hingga akhir tahun ini.
"Kami memperkirakan laju moderat akan terus berlanjut, hal ini akan menjadi pertanda bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi tahun ini” ungkap Powell pada Jumat (30/6/2023).
Powel sendiri tak mengungkap dengan pasti kapan kenaikan suku bunga Amerika akan dilakukan, namun melansir dari Bloomberg pengetatan the Fed akan terjadi di bulan Juli dengan kenaikan sebesar 40 persen dan 30 persen pada bulan November.
Baca juga: Sikap Antisipatif Investor Terhadap Suku Bunga The Fed Bikin Mayoritas Bursa Asia Melemah
Sikap hawkish itu diambil The Fed untuk menekan laju inflasi ke kisaran dua persen. Sementara saat ini data inflasi Amerika masih dipatok di level 4 persen, masih jauh dari proyeksi awal The Fed .
Selain karena inflasi, isyarat hawkish ini didasari The Fed untuk memperketat pasar tenaga kerja AS lantaran tingkat pengangguran di negeri paman Sam itu telah naik sebesar 3,7 persen.
Sebagai informasi kenaikan laju suku bunga bukan kali pertama yang dilakukan The Fed, tercatat selama setahun terakhir The Fed telah dua belas kali memperketat kebijakan suku bunga.
Dimulai dari Maret tahun lalu The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin, kemudian di bulan Mei 2022 The Fed memperketat kebijakan dengan membawa suku bunga ke kisaran 50 basis poin.
Melanjutkan kenaikan di bulan sebelumnya selama Juni, Juli, September, dan November The Fed kembali memacu suku bunga dengan masing – masing dinaikan sebesar 75 persen, serta 50 basis poin di Desember 2022 dan 25 bps pada Januari, Februari , Maret, Mei dan Juni 2023.
Harga emas dan pasar saham melemah
Imbas rencana kenaikan suku bunga yang dilontarkan The Fed, harga emas dunia terkoreksi pada perdagangan Jumat (30/6/2023).
Dimana harga emas untuk pengiriman Agustus 2023 di Commodity Exchange dipatok jadi 1.916,20 per ons troi, atau turun 0,08 persen.
Sedangkan bursa saham S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average di Wall Street melemah 0,04 persen hingga jatuh di posisi 4.376,86.
Diikuti Indeks Dow Jones yang turun 74,08 poin atau 0,22 persen, ke level 33.852,66 setelah Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell, mengisyaratkan kenaikan suku bunga berlanjut hingga akhir tahun atau tahun depan.