Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi bulan Juni 2023 sebesar 0,14 persen secara bulanan dan 3,52 persen secara tahunan.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, inflasi secara bulanan terlihat lebih tinggi dibanding Mei 2023 yang sebesar 0,09 persen.
Adapun tumbuhnya inflasi bulan tersebut kontribusi tersebut dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,39 persen dan 0,1 persen.
Baca juga: BPS: Inflasi Tahunan Tertinggi di Kota Ambon Sentuh 6,10 Persen, Beras Hingga Rokok Penyebabnya
"Sementara jika dianalisis secara tahunan inflasi tersebut tentunya masih di area target Bank Indonesia. Di mana, BI menargetkan inflasi tahun ini di kisaran 3 persen plus minus 1 persen, sehingga ini menjaga akan kepercayaan pelaku pasar (saham) terhadap ekonomi dalam negeri," ujar Nico melalui risetnya, Selasa (4/7/2023).
Menurut dia, hal ini tentu memberikan indikasi bagaimana kebijakan peranan sinergi antara pemerintah dan bank sentral yang berkomitmen menjaga stabilitas harga.
"Juga memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya," katanya.
Di sisi lain, dia menambahkan, indeks manufaktur naik menjadi 52,5 pada Juni 2022 memberikan gambaran bagaimana manufaktur berada di area ekspansi.
"Tentunya ini menunjukan laju industri manufaktur pada bulan Juni 2023 didorong oleh permintaan dari dalam dan luar negeri yang terus terjaga dan ini, sehingga menopang ada kenaikan permintaan. Pada akhirnya, total pesanan baru juga mengalami ekspansi," pungkasnya.