Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap tingkat konsumsi susu per-kapita di Indonesia baru mencapai 16,27 kg per kapita per-tahun, atau di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara.
Sementara itu, pada tahun 2022, kebutuhan susu mencapai 4,4 juta ton, namun produksi susu segar dalam negeri baru mencapai 968.980 ton.
"Saat ini, kondisi persusuan nasional membutuhkan perhatian. Sebab, susu adalah sumber nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh manusia," tutur Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, Sabtu (8/7/2023).
Baca juga: Dirjen Perhubungan Laut Kirimkan 550 Ekor Sapi dengan Kapal Ternak, Jamin Ketersediaan Hewan Kurban
Menurut Putu, kendala yang dihadapi sektor peternakan sapi perah di Tanah Air antara lain adalah kecilnya skala kepemilikan sapi, lahan terbatas, mahalnya biaya pembesaran, kurangnya pemahaman terhadap good dairy farming practices.
Lalu, mandeknya regenerasi peternak karena rendahnya minat anak muda (usia rata-rata peternak sapi perah Indonesia adalah 56 tahun), serta deraan penyakit kuku dan mulut (PMK) yang pernah menjangkiti lebih dari 538.000 ternak di 17 provinsi pada tahun lalu, di mana 72.000 ekor adalah sapi perah.
Guna mengatasi kendala-kendala tersebut, Kementerian Perindustrian mendukung peningkatan produktivitas peternakan sapi perah di Indonesia melalui program "Young Progressive Farmer Academy" yang diselenggarakan PT Frisian Flag Indonesia (FFI).
"Melalui program ini, para peternak muda dapat berperan untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri. Sebab, saat ini pasokan bahan baku susu dalam negeri baru tersedia 20 persen," ucap Putu.
Putu menyebut, program Young Progressive Farmer Academy adalah inisiatif Frisian Flag Indonesia untuk mendorong minat anak muda menjadi peternak dan meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah di Indonesia melalui capacity building.
Program tersebut juga bertujuan untuk mencari peternak muda yang berpikiran progresif dalam mengembangkan peternakan sapi perah yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga berkelanjutan atau ramah lingkungan.
"Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan selaras dengan lingkungan," imbuhnya.