Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, selalu siap melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mempertahankan nilai tukar rupiah bila diperlukan.
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, rencana BI melakukan intervensi pasar untuk menjaga nilai tukar rupiah cukup tepat, karena hal ini untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri dan imported inflation.
"Bila nilai tukar dapat stabil, BI dapat mempertahankan suku bunga acuan di 5,75 persen sampai akhir tahun (2023)" ujar Hans dalam risetnya kepada Tribunnews.com, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Jumat Pagi, Rupiah Dibuka Langsung Ambruk ke Rp 15.123 Per Dolar AS
Lebih lanjut, menurutnya Bank Indonesia memiliki alasan yang kuat untuk tidak mengekor kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Di mana, The Fed mungkin masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali lagi masing masing sebesar 25 basis poin.
Di sisi lain, Hans menambahkan, tingkat inflasi Indonesia telah berhasil kembali ke level kisaran target BI tahun ini lebih cepat dari perkiraan.
Namun, kenaikan Fed Fund Rates 50 basis poin mungkin akan menimbulkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Tetapi, pelemahan kurs rupiah juga akan dialami oleh mata uang Asia yang lain atau emerging markets secara umum. BI perlu menjaga momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia," pungkasnya.