News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Insentif PM Modi Sukses Pikat Elon Musk, Tesla: Kami Siap Bangun Pabrik Gigafactory di India

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Miliarder kondang, Elon Musk menemui PM India Narendra Modi dan dilaporkan tengah menjajaki rencana untuk membangun pabrik perakitan baterai mobil listrik Tesla Gigafactory di India.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Miliarder kondang, Elon Musk dilaporkan tengah menjajaki rencana untuk membangun pabrik perakitan baterai mobil listrik Tesla Gigafactory di India.

Rencana investasi tersebut diungkap Musk lewat cuitan di akun Twitternya, usai pihaknya menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, di sela – sela kunjungan kenegaraan yang di gelar di New York pada 21 Juni kemarin.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada perdana menteri atas dukungannya dan berharap Tesla bisa masuk ke India dalam waktu secepat mungkin,” jelas Musk dikutip dari Nikkei Asia.

Baca juga: Elon Musk akan Temui PM Anwar Ibrahim di Malaysia, Investasi Tesla Menyasar Negeri Jiran?

Rencana ekspansi ini sebenarnya sudah lama dicanangkan Elon Musk, bahkan beberapa waktu lalu pimpinan Tesla itu sempat berkunjung ke India untuk berbicara dengan para menteri dan birokrat terkait pembangunan pabrik mobil listrik dan baterai di India.

Baik Tesla maupun Elon Musk belum mengungkap secara pasti berapa dana yang akan dikeluarkan perusahaan untuk investasi itu. Sementara sejumlah pihak menilai bahwa investasi Tesla di India hanyalah pembangunan showroom.

Namun bila ditarik mundur, kemungkinan investasi pabrik baterai Tesla di India akan memiliki nilai yang sama seperti pembangunan Gigafactory Tesla di Texas pada 2021 lalu.

Dimana saat itu Tesla mengguyurkan dana investasi sebesar 10 miliar dolar AS guna membangun pabrik perakitan baterai seluas 10 juta meter persegi dan mempekerjakan 20.000 orang.

Insentif PM Modi pikat Elon Musk

Sebelum Elon Musk menekan kontrak kerjasama dengan pemerintah India, Perdana Menteri Narendra Modi pada awal Juni lalu menawarkan program insentif senilai 455,2 miliar dolar AS bagi perusahaan yang bersedia menyiapkan proyek penyimpanan baterai dengan total 4.000 megawatt jam (MWh),

Meski skema ini belum dipublikasikan dan masih menunggu persetujuan kabinet, akan tetapi pasca rencana itu mencuat ke publik Tesla makin serius membidik India sebagai calon negara yang akan menerima proyek kerjasama pembuatan pabrik baterai kendaraan Tesla.

“Pejabat senior di Tesla terbang ke New Delhi untuk bertemu dengan pemerintah guna menyusun rencana untuk mendirikan operasi di India. Mereka sangat serius memandang India sebagai basis produksi dan inovasi,” kata Rajeev Chandrasekhar, menteri informasi dan teknologi India.

Baca juga: Tesla dan BYD Jadi Mobil Listrik Terlaris di Dunia

Dengan adanya ekspansi ini, kini jumlah fasilitas manufaktur Gigafactories Tesla di pasar global kian bertambah menjadi 7 yakni empat fasilitas pabrik di AS, dan satu di Shanghai China serta di Berlin dan terakhir di India.

Diliriknya India sebagai lokasi pabrik baru Tesla bukan tanpa alasan, sejumlah pihak menilai negara India memiliki potensi kuat untuk masa depan energi berkelanjutan, seperti yang dikutip dari Forbes.

Tak hanya itu India juga mempunyai sumber daya manusia yang sangat terampil di bidang IT dan teknik, chip teknologi yang mutakhir, alasan tersebut yang kemudian mendorong Elon Musk untuk kepincut menjajaki investasi di India.

Dengan pembangunan pabrik baru ini, Tesla dapat meningkatkan eksistensi mobil listrik Tesla di pasar Asia, mengingat belakangan ini para produsen kendaraan tengah menghadapi persaingan ketat untuk menguasai pasar otomotif global.

“India menawarkan biaya tenaga kerja dan produksi yang lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain. Ini berpotensi mengurangi biaya produksi Tesla dan membuat kendaraan mereka lebih kompetitif dalam hal harga,” jelas Harshvardhan Sharma, kepala praktik ritel mobil di Nomura Research Institute.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini