Praktisi di bidang komunikasi industri kreatif ini berbagi tips kepada ratusan UKM peserta KIAT 2023 Bogasari yakni cara membuat suatu merek dan logo adalah sederhana, namun mempunyai tampilan yang unik, mudah diingat, aplikasi menarik perhatian dan berkesan, serba guna sehingga bisa diaplikasikan ke banyak hal, serta cocok untuk target pasar.
“Jangan lupa, merek yang kuat adalah mereka yang berkomunikasi janji mereka dari pengalaman unik dengan cara yang jelas dan menarik. Merek harus melekat pada kehidupan konsumen dengan skema yang sederhana salah satunya ialah penggunaan warna yang unik dan konsisten,” saran Lia Sidik asal Surabaya ini.
Doktor di bidang komunikasi industri kreatif ini menambahkan, warna adalah hal yang strategis dalam pembuatan logo dan merek. Warna selalu dikaitkan dengan merek tertentu agar tertanam pada konsumen dalam jangka panjang. Sebagai contoh, warna merah, kuning, hijau identik dengan warna makanan.
“Jadi saat memilih warna yang akan dipakai di logo dan merek, bahkan kemasan produk haruslah hati-hati dan bijak karena menyangkut kesan atau impresi yang akan dirasakan konsumen,” ulas pakar yang juga pengajar di berbagai universitas seperti Universitas Kristen Petra, ITS, UGM, Universitas Ciputra, dan UNAIR.
Konsultan di bidang desain kreatif yang juga menangani sejumlah klien dari UKM ni menegaskan dari pengalaman selama ini terkadang UKM tidak bisa membedakan branding personal (merek diri sendiri) dengan merek usahanya.
Seringkali tercampur, padahal yang mau dikomunikasikan adalah bisnisnya bukan personalnya atau pribadi pemilik usaha.
“Catatan lain bagi UKM adalah perlunya komunikasi yang intens untuk logo dan merek usahanya. Ini yang belum disadari sepenuhnya oleh UKM, karena it membutuhkan tenaga SDM khusus.
Jangan lupa, merek dan logo itu adalah hal strategis dalam memasarkan dan menjualkan produk. Jadi komunikasinya harus dijaga. Selain itu, UKM harus memisahkan jalur komunikasi pribadi dan komunikasi usaha di ranah media sosial,” saran Lia yang sudah berkecimpung di bidang merek selama lebih dari 20 tahun.
Setelah sesi bincang-bincang soal logo, merek dan HAKI, ratusan UKM Mitra Bogasari disuguhi edukasi demo masak oleh baker Bogasari Baking Center (BBC) Surabaya dengan resep Choco Crunchy Mushroom.
“Resep yang berbahan terigu Cakra Kembar Emas (CKE) ini sengaja diajarkan karena sedang jadi tren bentuk makanan yang bermotif tumbuh-tumbuhan, termasuk jamur atau mushroom,” ujar Hadi Haudi, Baker Senior BBC.
Sementara itu, Senior Vice President Marketing Divisi Bogasari Ivo Ariawan dalam sambutan pembukaan menambahkan kegiatan edukasi KIAT Bogasari akan digelar di 4 kota yakni Solo, Malang, Bandung dan Medan. Targetnya kegiatan KIAT akan mengedukasi minimal 200 UKM di setiap lokasi.
“Adapun 4 tema yang akan diangkat ialah pentingnya identitas usaha dalam bisnis, bagaimana cara meningkatkan penjualan di media sosial, bagaimana mengingkatkan produksi melalui rantai pasok, dan cara kelola SDM pada usaha UKM. Pemilihan tema berdasarkan permintaan UKM pada program KIAT tahun 2022 yang digelar secara virtual,” jelas Ivo.
Kegiatan lain yang akan kembali diaktifkan secara tatap muka oleh Bogasari adalah festival kuliner berbasis tepung terigu di tiga kota yakni Tasikmalaya, Purwokerto, dan Semarang. Kegiatan ini akan melibatkan peran aktif para UKM sebagai bagian dari promosi agar semakin dikenal masyarakat. (*)