News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nilai Tukar Rupiah

Analis Prediksi Laju Rupiah Pekan Depan Melemah ke Level Rp15.150 per Dolar AS

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin besok (31/7/2023) berpotensi mengalami pelemahan dan mengarah ke level Rp15.150 per dolar AS.

Sebelumnya pada Jumat (28/7/2023) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.105

Angka tersebut melemah 105 poin dibandingkan penutupan sebelumnya senilai Rp14.985.

Baca juga: Sikap The Fed Pertahankan Suku Bunga Tinggi Bikin Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp15.000 per Dolar AS

"Kisaran pergerakan mungkin di Rp15.000 hingga Rp15.150 per dolar AS," papar Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra kepada Tribunnews, Jumat (28/7/2023).

Ia juga menjelaskan, pelemaham nilai tukar mata uang Garuda pada akhir pekan kemarin terdampak rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik, yakni tumbuh 2,4 persen di kuartal II-2023.

Dengan demikian, ada kecenderungan Bank Sentral AS alias The Fed, akan menaikkan atau menahan ekspektasi suku bunganya.

Untuk diketahui, semakin bagus data ekonomi AS, maka indeks dolar AS semakin menguat. Dan ini berdampak terhadap nilai tukar mata uang lainnya.

"Ini reaksi pelaku pasar terhadap membaiknya data ekonomi AS yang dirilis semalam yaitu data PDB kuartal II dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS," ungkap Ariston.

"Kemarin The Fed mengatakan bahwa kebijakan moneter AS ke depan akan ditentukan oleh rilis data-data ekonomi baru. Dengan membaiknya data ekonomi AS, terbuka peluang the Fed akan menaikan suku bunga acuannya sekali lagi atau mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama," sambungnya.

Ariston juga mengatakan, bila data PCE Price Index menunjukkan perbaikan lagi, dolar AS bisa menguat di Senin terhadap rupiah.

PCE Price Index adalah indikator Amerika Serikat mengenai rata-rata peningkatan harga seluruh konsumsi personal domestik.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti sempat mewanti-wanti nilai tukar rupiah yang beberapa waktu lalu mengalami tren pelemahan.

Hal ini disebabkan sentimen kenaikan suku bunga the Fed yang diprediksi akan terjadi sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini. Yakni bakal terjadi pada Juli atau Agustus.

Menurut Destry, AS dan Eropa masih diimbangi dengan tekanan inflasi yang masih tinggi, serta juga adanya pengetatan pasar tenaga kerja.

"Ini mendorong kemungkinan terjadinya situasi higher for longer, bahkan di AS masih akan ada kenaikan Fed Fund Rate 1 atau 2 kali di Juli dan Agustus," ungkap Destry di Gedung DPR-RI, Senin (10/7/2023).

"Ini akan memberikan dampak terhadap sistem keuangan khususnya terkait nilai tukar. Karena kondisi keuangan di atas dapat menyebabkan tren DXY (indeks dolar AS) yang akan meningkat dan akan beri tekanan ke mata uang lainnya khususnya emerging market, sehingga diperlukan penguatan respon kebijakan untuk memitigasi," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini