Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah berupaya mengatasi permasalahan kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau elpiji 3 Kg di beberapa daerah.
Menurutnya, jajaran komisaris juga telah memberikan saran kepada direksi terkait keluhan konsumen ini.
“Soal elpiji 3 Kg sudah lebih tiga tahun kami berikan saran dan cara untuk atasinya,” ucap Basuki kepada Tribun Network, Sabtu (29/7/2023).
Baca juga: Pertamina Tambah 700 Ribu Tabung Atasi Kelangkaan Stok Elpiji 3 Kg
Ahok, sapaannya, mengatakan Pertamina pun telah membanjiri pasar dengan elpiji 3 Kg.
Bahkan persetanse pemakaian elpiji nasional untuk gas melon hampir mencapai angka 100 persen.
“Kami sudah banjiri pasar terus dengan LPG 3 Kg sampai pemakaian elpiji nasional itu 96 persen adalah LPG subsidi 3 Kg,” imbuhnya.
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Bidang Industri dan Pembangunan Mulyanto mengatakan indikasi penimbunan oleh pengusaha pangkalan sangat mungkin.
Pihaknya mendesak Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan aparat penegak hukum segera mengambil langkah tegas.
"Kami mendesak BPH MIgas dan aparat penegak hukum untuk bekerja maksimal menertibkan soal ini," ucapnya saat dihubungi Tribun Network.
Mulyanto juga mencurigai ada oknum pangkalan nakal yang mengoplos gas melon untuk dijual ke pasar.
"Ada kemungkinan pengoplosan dari gas elpiji subsidi menjadi lpg non subsidi karena marginnya lumayan lebar mencapai Rp12.000 per kilogram," urainya.
Menurutnya, apabila hal itu benar terjadi menjadi tugas aparat penegak hukum untuk menindak karena masuk dalam tindak pidana.
Pengoplosan elpiji 3 Kg bukan baru kali ini terjadi beberapa sindikat sudah berhasil diungkap dan dijadikan tersangka.
"Ini hal yang kita khawatirkan," imbuh Mulyanto yang juga Anggota Komisi VII DPR RI.